nOs

Dan hari ini, 23 juli ku menjadi sedikit terang .
          Kesalahpahaman yang terjadi antara kami berangsur pulih, ternyata ..
          Kepercayaan dan keterbukaan menjadi solusi bagus ketika memilih berdamai dan melupakan kesalahan yang lalu .
          Cemburu itu manusiawi. Akal tak bisa langsung bersalah hanya karna cemburu menguasai .
          Sayang, terimakasih sudah mau mendengarkan kisahku tentang aku cinta padamu . Semoga hari ini cepat berlalu, dan segera dipinang olehmu . 
          Semoga memang kamu yang aku semogakan 

Aku ingin menyalahkan skenario Tuhan karna kamu menjadi seperti ini karna masalalumu .
          Kamu selalu begitu dan aku selalu mencoba memberitaumu, bahwa tidak ada lagi selain kamu untukku .
          
          Kamu selalu menaruh curiga padaku dan aku selalu menerka apakah ini yang membuatmu mendiamiku .
          Berulang kali, berkali kali, dan tak ada hentinya aku selalu menguatkanku "aku selalu padamu" "kamu sudah dihatiku" dan "aku akan menunggumu"
          
          Jika karna masa lalumu menghianatimu,
          Lantas percayamu padaku selalu runtuh dengan orang baru yang ku anggap temanku?
          Kamu jangan begitu .
          Aku takut semua rinduku tak lagi padamu .
          Hanya karna aku lelah menunggu percayamu yang tak mengarah untukku .
          
          Aku ingin memaki masalalumu .
          Tapi jika bukan karna masalalumu, mungkin aku tidk akan mengenalmu .
          Mungkin juga aku tidak padamu .

Kamu pergi ..
          Pergi setelah aku percaya bahwa hatiku sudah terpatri untukmu .
          Pergi setelah aku merobohkan dinding pembatasku .
          Pergi setelah kamu mengisi hariku dengan kenangan indah bersamamu .
          Kamu pergi, dan aku tetap disini .
          Apakah aku harus menangisimu?
          Padahal sejak awal aku tau kamu tak pernah padaku .
          

23 juli ku semakin kelabu .
          Dengan beribu alasan yang menginginkanku pergi dari dunia ini.
          Dan kamu menjauh, semakin membuatku merindu pada Tuhanku .
          Aku butuh kamu untuk menguatkanku .
          Aku butuh kamu untuk membisikkan padaku bahwa, "aku masih berharga untukmu"
          
          Aku masih butuh pada kamu yang kusebut rasa Rindu .
          Aku butuh kamu, kamu, dan kamu .
          Berhentilah mendiamiku .
          Tolong ..
          Tolong bilang padaku, ada apa denganmu hari ini .
          Ada apa dengan caramu membalas isi pesanku?
          Membiarkanku menunggu kamu memberi kabar padaku .
          Menunggu kamu kembali mengajakku melupakan masalahku .
          Menunggu kamu mengizinkanku menggantikan dia yang dulu pernah dan mungkin hari ini masih mengisi ruang hatimu .
          
          

Kemarin kita baik baik saja .
          Masih tetap bercanda, dan saling menggoda .
          Bahkan aku sempat memimpikan kamu ada disampingku, bersamaku, memelukku, dan menguatkanku .
          
          Sayang,
          Kemarin kita baik baik saja .
          Hari ini kamu berbeda .
          Apakah sulit untukmu keluar dari kediamanmu?
          Sesulit itukah mengutarakan alasanmu menjauhiku?
          Semudah itukan membiarkanku menerka,
          Terus menerka, menalar, apa sebenarnya yang terjadi hari ini .
          Nalarku bermain, naluriku memaki,
          Aku seperti yang paling bodoh hari ini.
          
          Sayang,
          Aku lelah menerka .
          Aku takut . Aku takut kamu tiba tiba menjauh dan langsung menghilang tanpa permisi .
          Tanpa peduli apakah aku siap atau aku juga akan pergi .
          
          Sayang, lingkaranku hari ini membuatku merasa konyol .
          Merasa bahwa kamu cemburu pada apa yang tidak pantas kamu cemburu .
          Merasa bahwa kamu mencintaiku padahal kamu kecewa padaku .
          
          Sayang, bisa bilang padaku dulu..
          Ada apa denganmu hari ini?

Hari ini aku stalking social mediamu, berharap bertemu dengan masa lalumu. Dan itu terjadi, seperti do'a yang melesat dalam ruang angkasa. Tiba tiba aku tak bisa bernafas, seperti sesak, seperti gelora dalam dadaku menumpuk tak berbentuk .
          Satu hal yang kufikirkan, ternyata sikapmu kemarin seperti menginginkan dia ada dalam diriku, benarkah begitu? Apakah memang seperti itu?
          Miris sekali aku .
          Aku seperti boneka yang bisa kau ganti semaumu .
          Tidak, aku mencoba percaya padamu .
          Mungkin itu hanya isi nalarku karna kebisuanmu .

Ada banyak pertanyaan dinalarku, tapi untuk bertanya aku seperti tak punya daya . Akankan seperti ini saja, diam, menerka, dan tak tahu jalan kedepan .

Aku merasa konyol hari ini .
          Tidak, ku rasa setiap hari adalah hari konyolku .
          Konyol ketika kemarin kita baik baik saja, tiba-tiba hari ini kamu semakin menjauhiku .
          Kenapa? Kenapa harus tiba-tiba?
          Kamu seperti menampakkan rasa kecewamu . Tapi kenapa?
          Kamu hanya diam . Dan aku disini selalu menerka .
          Selalu begitu .

Semuanya.. selalu tentang rindu . Rindu yang mencandu . Rindu yang seperti debu . Atau Rindu yang butuh temapat berlabuh .
          Percaya saja pada Rindu . Karna dia yang mengajarkan arti menunggu dan percaya pada jarak . 

Andai kamu tau, rasa sesak ini hadir tanpa sebab yang jelas . Terlalu cepat datang, dan butuh alasan yang tidak realistis untuk cepat pergi . 
          Andai kamu tau, rindu, dendam dan cinta melebur ingin dilampiaskan . Tapi untukmu... semuanya ku redam .
          Tau kenapa?
          Karna aku terlancur percaya sepenuhnya pada hatimu . Bukan pada katamu apalagi kata mereka .