Titian itu nampak sepuh
Celah dan sudutnya nyatanya rapuh
Pikiranku pun terlalu gaduh
Pilih meneduh atau, rela jatuh?
Raga Ini hanyalah Dara
Dengan jiwa yang sedikit membara
Akan angan yang belum berputus asa
Menuju prlabuhan nan jauh di sana
Kapal lusuh itu memiliki arti
Tua nan rabuh tapi berisi
Tuk teman berlayar di senja hari
Riak samudera tiada arti
Bagi sampan dan dayungku yang ku pijak kini
Tentang fatalis Tuhan, aku cukup mengerti
Namun, tak mampu lagi ku hanya berdiri
Entah sudut mana yang harus ku jelajahi
Mencari abdi tuk pengisi hati
Nyatanya, derai ini tak lagi luruh
Meski hanya diri ini yang selalu merengkuh
Sebagian dariku hilang separuh
Terbawa arus yang cukup jauh
Tuan,
Jeritku ini memang lirih
Namun mampu terbawa angin hingga gegana
Tidakkah dirimu mulai mendengar?
Pintaku tidaklah banyak
Jangan lagi berlari, Tuan
Daku ini bukan Dewi, hanya Dara biasa yang mudah terluka
Kain kasaku tinggal selembar, akupun tak menginginkannya
Telapakku sudah telanjang
Tungkaiku mulai berbaret
Kapan kapal besarmu menuju perahu sepuhku?
Putrinadila_21-2-24