Matanya menyipit, dahinya berkerut, alisnya menukik tajam. Bingung.
"Kau kenapa?" Tanyanya lembut.
"Aku? Aku selalu baik-baik saja. Tak usah pedulikan aku."
Lagi, dan lagi kalimat sialan itulah yang keluar dari bilah bibirku.
Kulihat dirinya malah terkekeh kecil.
"Aku tahu kau berbohong."
"Kemari, peluklah aku."
Kini giliran aku yang terkekeh geli.
"Hah? Apa kau bilang? Memelukmu? Itu sama saja memeluk diriku sendiri bodoh."
Dan akhirnya kami tertawa bersama.
Ya, tertawa.
Aku dan dia.
Aku yang berada disini dan dia bayangan semu yang setia berada di dekatku.
Aku beranjak dari tempatku tadi. Meninggalkan kaca besar yang sedari tadi berada dihadapanku.
Regards; pxexaxrl
17-07-20