raudah_25

Aku tau hidup punya kelebihan dan kekurangan. Tapi masalahnya yang kamu lakukan itu penyimpangan!
          	
          	
          	-hal-hal tidak normal yang sudah dianggap normal moment

raudah_25

Sudah kuduga bakal begini endingnya. Memang dari awal jangan terlalu banyak berharap sih... tapi kalau pemikiran cuma berdasarkan karena tempat A seperti ini, ya jelas gk bisa. Dari struktur sosialnya sudah beda jauh yakali disamakan caranya. 
          
          Jadi tetap apa? Tetap beprasangka baik aja. Kalau berdoa, usahakan sejelas2nya pada Tuhan biar gk dikasih setengah2.

KurenaiNayumi

@raudah_25  Hehe, ku juga sama sih apalagi kalau sesuatu yang memang disukai. sebenarnya sih kalau game modelan Genshin itu tidak masalah tidak sering dimainkan, karena modenya cerita dan tidak satu dunia dengan orang lain. Jadi ya kayak main game di ps PS gitu. Kita sendiri nenentukan mau main dengan cepat atau santai saja, soalnya kan juga gacha dan build karakter masing masing orang berbeda. (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠) Lain ceritanya kalau memang gamenya MMORPG yang banyak orang biasa itu kadang kalau terbengkalai pikiran kita pasti rating kita sudah jauh ditinggal orang lain. (⁠ ⁠⚈̥̥̥̥̥́⁠⌢⁠⚈̥̥̥̥̥̀⁠)
            
            Wah, memang sih kalau game itu kayak bikin harus main terus. Tapi kalau mau yang ringan mungkin bisa seperti game Harvest moon. Iyap, Stardew valley kayak harvest moon. Ada juga game baru kayak harvest moon namanya morikomori life yang versi inggris global sudah ada di playstore. (⁠*⁠´⁠ω⁠`⁠*⁠) Tapi kalau mau yang simpel sih kayak window garden atau island time easy life. (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)
Reply

raudah_25

@KurenaiNayumi  sebenarnya saya itu tipe yg mudah kecanduan sesuatu sih. Pernah kepikiran main game ini takut semakin terbengkalai dg tugas sekitar apa lg yg modelan MMORPG. Pernah main game kyk lgr dg line rangers pas booming2nya malah gk lepas dari hp rasanya :"D klo Stardew Valley blm pernah coba sih. Itu seperti harvest moon kan?
Reply

raudah_25

@maneeater  entahlah. Aku jg bingung menjabarkannya. Pokoknya klo dia pengen A, kami pengen B. Pas kami pengen A, dia malah B.
            Sedang diusahaka sebetulnya karena ada suatu hal-- tapi terima kasih perhatiannya:">
Reply

ViolettScarlet

Selamat Hari Guru, Raudah!

raudah_25

@ViolettScarlet  kebiasaan itu sulit diubah. Klo nunggu kena 'peristiwa' ya gk bisa. Jd mending ditegasin skrg daripada ditegasin takdir *lah
            
            Ah gitu ya. Biasanya semua org bisa akrab dg anak kecil, tapi ya gk instant jg caranya. Apalagi klo hadapi yg nakalnya level dewa, harus punya cara buat mereka nurut. Gitu jg klo yg cengeng, harus punya caranya beda *btw dulu aku masuk ke anak yg terakhir :"v
            Lah. Kok bisa dibully anak kecil (ಡ‸ಡ)
            Klo Evie sebenarnya di awal aj, nanti makin dewasa sifatnya. Klo Benedict pas di dekat ending, tapi bisa balik lg klo bisa ngedidik dg benar :">
            
Reply

ViolettScarlet

@raudah_25 Oh iya, bener. Aku juga inget dulu sering disuruh baca tulisan sendiri sama salah satu guru. Emang harus tegas, Raudah><
            
            Entah kenapa bawaannya emosi aja liat tingkah nakal anak-anak padahal kan emang normal, yak TwT. (aku juga inget beberapa momen nakalku pas masih kecil dan itu memalukan). Jujur saja, sebenarnya aku kurang suka anak kecil dan jarang banget bisa akrab dengan anak kecil. Aku sering jadi korban bully anak kecil TwT. Wah, kalo Evie emang udah kerasa dari awal, tapi kalo Bennedict belum sampe ya :'))
Reply

raudah_25

@ViolettScarlet  intinya sih klo dpt tugas menulis tapi tulisan sendiri masih jelek itu gk apa2 selama masih bisa dibaca. Makanya terkadang aku mengetes satu2 murid itu baca tp dengan catatannya sendiri. Klo dirasa salah, aku suruh ulang bagian yang memang jelek itu. Kejam sih, tapi klo gk dididik kayak gitu, kebiasaan ngasal itu bisa kebawa sampe SMA  :")
            
            Lah kok bisa XD. Awal2 juga gitu, tapi sekarang masih gt kok *plakk
            Dibandingkan capek galak, lebih capek buat mereka menurut. Makanya klo cari guru kls 1 itu rada susah karena mereka jarang ada yg mau mendengar:"(   walau di satu sisi. Aku buat sifat Evie dan Benedict (khusus yg sampai ending) itu kyk anak kecil :"
Reply

raudah_25

"Udah tau sifatnya sendiri jelek. Janganlah bawa anakmu jg ke dalam masalahmu!"
          
          
          Benar2 ingin sekali berkata kasar pada orang ini, soalnya klo dikasih baik2 terus malah ngelunjak. Kasihan anggota keluarganya yg ada bendera merah.

KurenaiNayumi

@raudah_25  
            
            Benar, tapi ya itu juga. Justru karena sekarang jangkauannya semakin luas maka pusat pun juga terkadang tidak bisa memantau semuanya dengan baik. Apalagi kalau seperti Rana kampus. Sekolah yang muridnya tidak sebanyak kampus saja bisa kelewatan apalagi kampus yang mahasiswa nya lebih banyak. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) Nah iya bidikmisi itu benar benar harus fokus, apalagi dalam hal ini kan itu beasiswa khusus. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) 
            
            Tapi memang sih sistem di negara kita harus diperbaiki dan dipantau juga terutama terkait beasiswa. Sebenarnya harus ada lah minimal penyuluhan atau sebuah seminar khusus menjelaskan tentang itu juga. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) Terutama penjelasannya pada orang tua mereka juga yang kemungkinan masih kurang pengertian terkait hal itu. (⁠´⁠;⁠︵⁠;⁠`⁠)
            
            Padahal kan guru juga tujuannya ingin yang baik untuk muridnya tapi kalau sudah saling salah dengan orang tua makanya itu yang sudah juga, huhu. Tapi ya sekarang banyak orang tua yang berpikiran kalau guru itu memang tugasnya mengajarkan langsung ke anak anak tanpa peran orang tua, tapi giliran dinasehati guru, orang tua marah katanya anaknya 'dimarahi' gitu. Jadinya guru kan serba salah. (⁠。⁠•́⁠︿⁠•̀⁠。⁠) Mana orang tua juga terkadang tidak membantu memberikan solusi. (⁠。⁠ノ⁠ω⁠\⁠。⁠)
            
            hehe, tapi memang sih situasi masalah Celestia mirip mirip begitu. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) Semangat ya raudah. (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ tapi tetap saja sih Serenity ingin membahagiakan Benedict bagaimana pun itu. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) Huhu, begitu ya. Tapi memang Facebook biasa masih begitu sih. Mana sekarang Facebook lagi naik pamor lagi kan. (⁠´⁠;⁠︵⁠;⁠`⁠)(⁠。⁠ノ⁠ω⁠\⁠。⁠)
Reply

raudah_25

@KurenaiNayumi  beasiswanya memang banyak dan mudah diakses, tapi seringkali yg dapat pada salah sasaran. Di kampus saya sakin bobroknya soal sistem informasi. Separuh yg dpt beasiswa kalangan berada, mana dptnya bidikmisi yang ditanggung sampe 8 semester. Padahal beasiswa cuma diperuntukkan utk biaya yg berhubungan dg pendidikan kayak bayar ukt atau beli alat keperluan kuliah (artinya rada nombok(?) Dikit).
            Zaman skrg klo gk fokus dg ortu murid jg gk bisa. Apalagi skrg kebanyakan orangtua itu gk kyk dulu membedakan masalah pendidikan sekolah dan rumah dengan subjektif. Klo ortunya datang ke sekolah itu pilihannya klo gk debat dg gurunya, ya debat dg ortu murid yg lain. Saya keingat teman saya yg adukan perihal anaknya itu ngejek nama orangtua anak lain, dilaporkan kr orangtuanya agar dinasehati di rumah malah dibalas "itu kan tanggung jawab ibu sebagai ibu guru. Harusnya ibu yg nasehati." Dikira kami di sekolah ngajarkan anak2 ngejek nama orangtua kali ya. Atau belum lg kami adukan soal lain ujung2nya orangtua malah curhat soal anaknya susah diatur. Ibarat kami mau minta solusi dg mereka, mereka jg minta solusi dg kita. Klopun dikasih solusi, ujung2nya "klo diajarkan di rumah kayak gini mereka susah dan sering marah2". Dikira di sekolah lebih gampang :")
            Makanya kadang saya rada 'terganggu' klo balas rp Celestia atau Benedict. Soalnya jengah nemu modelan gini. Terbiasa enggak, tekanan iya :") *walau di rute Benedict saya rada luwes karena tau di ending dia dapat ending yg 'pantas.'
            Klo di daerah saya masih mulut ke mulut dg facebook rada berperan. Sakin updatenya mereka dg berita terkini. Anak-anak sampe tau setiap temannya punya bapak yang mana2 aja. Apalagi yg hobinya ya 'gitulah' ...
Reply

KurenaiNayumi

@raudah_25  Waduh sedih sih. Tapi ku juga jadi ingat temanku semasa sekolah dulu ada yang begitu. Apalagi dulu kan beasiswa itu tidak sebanyak sekarang. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) Apalagi karena kemajuan teknologi maka mendapatkan informasi tentang beasiswa itu jadi lebih mudah. Tapi ya terkadang tergantung masing masing orang, mereka punya keperluan lain yang dipenuhi. Kadang bahkan ada yang kirim buat ke kampung untuk keluarga padahal itu uang beasiswa. (⁠。⁠ノ⁠ω⁠\⁠。⁠) semangat raudah, jadi seorang pengajar itu tidak mudah, Lika liku perjalanannya memang tidak stabil, tetap saja berdoa dan lakukan yang terbaik sebisa raudah. (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ jangan sampai memaksakan diri juga. Walaupun keseharian menghadapi orang tua yang bermacam macam tapi fokus untuk membimbing anak anak adalah yang utama juga. Apalagi di era teknologi yang tinggi, anak anak kecil saja sudah bisa dapat info gosip dimana mana. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)
            
            Hehe, amin. Sama-sama raudah! Tetap semangat! (⁠人⁠*⁠´⁠∀⁠`⁠)⁠。⁠*゚⁠+(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
Reply

raudah_25

Pesan hari ini :
          Ada orangtua mau yang terbaik untuk anaknya itu wajar kok, bukan karena mau sok jadi orang kaya. 
          
          Justru patut ditanyakan yang berkebalikannya.

raudah_25

@maneeater  sebenarnya masuk. Tapi kadang data dari kelurahan aja gk relevan karena gk ada pembeharuan. Misalkan aja ada yg bercerai, tapi pas disuruh lihatkan kk malah kk yg masih lengkap ortunya
Reply

maneeater

@raudah_25 golongan menengah kebawah ya berarti? susah sebenarnya karena serba kejepit dan sungkan buat minta tolong ke orang lain karena kebutuhan primer terlihat udah terpenuhi. gak bisa diamati cuma dari aspek gaya hidup anaknya tanpa survei langsung ke kediamannya dll. pekerjaan ortu pun masuk ke data siswa gak sih? harusnya tetep layak dibantu.
Reply

raudah_25

@maneeater  kebetulan di tempat kerjaku ada polemik semacam itu, anaknya pakaiannya rapi, punya uang jajan tiap hari, masih punya uang utk bayar zakat dan beli kuota anaknya klo disuruh ujian pakai hp. Sebenarnya orangtuanya kerja serabutan, tapi sebagian rekan kerjaku anggap dia masih terhitung 'mampu' dan seharusnya gk usah dibantu 
Reply

raudah_25

"Semua kesalahan bisa dimaafkan."
          
          
          
          Kecuali tukang raep, ntr dan p**d. M*** saja sana!

raudah_25

@ KurenaiNayumi  yg anaknya nyasar sampai Jambi itu bukan? 
            
            Saya sebenarnya lebih geram soal berita yg pemuka agama mencium anak di bawah umur disuruh minta maaf dan diproses hukum. Malah beralasan khilaf. Bangke memang.
Reply

KurenaiNayumi

@raudah_25   benar benar, tingkah laku jahat seperti itu, tidak dapat dibenarkan. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠) Kebetulan jadi keingat kasus di kotaku yang sempat viral tentang penculikan anak, untung anaknya sudah ditemukan. (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)
Reply

raudah_25

Berita bagus. Akhirnya berbaikan!!
          
          Sambil meratapi nasib :")

KurenaiNayumi

@raudah_25  Hehe, tiap orang memang memiliki pemikiran yang berbeda - beda. Ku juga punya teman yang kadang begitu kok. Tapi selama tidak merugikan untuk raudah, memberikan dukungan dan pengertian padanya dan sikapnya tidak menjadi masalah kok. ╰⁠(⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠´⁠꒳⁠`⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠)⁠╯Awhh, hehe, justru saya rasa kalau sikapnya membaik tanpa raudah beri hadiah pun sesungguhnya pasti dalam dirinya juga ada rasa bersalah sama raudah. Tapi kalau tetap masih mau beri hadiah untuknya bisa ke depannya kan. Semoga hubungannya tetap membaik ke depannya ya dan tidak ada kejadian lagi. o⁠(⁠(⁠*⁠^⁠▽⁠^⁠*⁠)⁠)⁠o Hehe, sama sama raudah. ╰⁠(⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠´⁠꒳⁠`⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠)⁠╯
Reply

raudah_25

@KurenaiNayumi  terkadang saya bingung kayak kok bisa gitu....
            Saya blm sempat memberinya bingkisan karena dapur lg direnov tp memang semoga gk kejadian lg ;v;  dan terima kasih kak~
Reply

KurenaiNayumi

@ raudah_25  Ahh, begitu ya. tapi setidaknya pasti sudah senang sih kalau ketemuan dan bisa kembali ngobrol seperti biasa. (⁠*⁠´⁠ω⁠`⁠*⁠) Kadang dalam pertemanan kurasa ada juga yang begitu. Tapi ya kalau dia bersikap normal kembali tanpa ada aura permusuhan itu sudah bagus sih. (⁠づ⁠。⁠◕⁠‿⁠‿⁠◕⁠。⁠)⁠づ Semangat raudah. ╰⁠(⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠´⁠꒳⁠`⁠⸝⁠⸝⁠⸝⁠)⁠╯ 
Reply