Izin promote yaa. Guys, kuy tengok dan baca cerita ini : "I'm Late"
http://my.w.tt/UiNb/v2zXCsht2E
Ini cuplikan kecilnya :
"Cantik pasti ya?" tanya Diandra sarkastik. Dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Matanya terus menatap Ardian tajam.
"Ya lumayan lah" jawab Ardian sambil cengengesan mengabaikan tatapan Diandra yang mulai mengerikan. Lalu dia menyenggol bahu Diandra sambil menaik-turunkan alisnya.
"Gak lo cium aja tuh tangan si cewek?" tanyanya sarkastik 'lagi'.
"Ya enggaklah!" Ardian mengembungkan pipinya. Kan dia melakukan itu supaya bibirnya masih suci tidak tersentuh oleh cewek manapun. Bibirnya hanya boleh disentuh, disentil dan dipukul oleh Diandra seorang.
"Terus gak kenalan sama dia?"
"Oh, iya. Kenapa tadi gak kenalan aja ya?" Ardian mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya.
"Sekalian minta nomor hp, pin BBM, ID LINE. Nah lengkap dah tuh!"
Ardian terkekeh, "Leh uga! Besok kalau ketemu lagi deh gue minta. Lumayan jadi gebetan gue kan. Pinter lu!" ucapnya sambil mencubit gemas pipi Diandra.
"..."
"Kalau seandainya dia yang minta nomor gue gimana Ra? Gue kasih gak ya?"
Diandra menggedikkan bahunya, "Ya terserah lo itu mah. Kenapa jadi nanya gue?"
Kedua tangan Ardian kini berada di bahu Diandra dan membuat Diandra menghadapnya. Dan wajah Diandra masih saja kusut. "Kan lo sahabat gue yang tersayang, jadi gue harus izin sama lo. Gue kasih gak nih?"
"Lo ke-GE-ER-an duluan. Mana mau dia minta nomor lo"
"Kalau beneran, mau apa lo?"
"Dih?"
"Jadi gimana?"
"Serah lo" Diandra melepaskan kedua tangan Ardian dari bahunya, lalu mengibaskan tangannya.
"Gue gak mau lo marah sama gue, Ra. Kalau lo marah, gue kesepian" Ardian memanyunkan bibirnya. Terlihat sekali seperti orang yang memelas.
"Makanya cari pacar"
"Kan ada lo"
Diandra menanggapinya biasa.
Meski sebenarnya Diandra merasa senang dengan ucapan Ardian tadi. Dia hanya menutupinya saja. Ya, dia menutupinya.