maryamarora

Kadang, awal dari sebuah cerita tidak datang dengan letupan besar.
          Tidak dengan tatapan panjang di keramaian, tidak dengan dialog yang penuh arti.
          Kadang, ia hadir sesederhana tabrakan ringan di pintu kafe, di bawah langit yang sendu, di antara aroma kopi dan angin laut yang malas berhembus.
          
          Irene menganggapnya biasa saja—hanya langkah kecil menuju trotoar.
          Tapi bagi pria itu, momen singkat tersebut seperti jeda tak terduga di tengah hidupnya. Sebuah tanda baca yang membuatnya berhenti sejenak, menoleh, dan merasa… ada sesuatu yang belum selesai.
          
          Mereka tidak tahu nama satu sama lain. Tidak tahu cerita di balik langkah kaki yang tenang itu.
          Namun, semesta selalu punya cara untuk mempertemukan dua orang asing—bukan hanya sekali, tapi hingga takdir mereka saling menempel seperti catatan yang tak pernah ingin dilepas dari halaman hidup masing-masing.
          
          "Pernahkah kamu bertemu seseorang yang bahkan belum sempat kau kenal…
          tapi entah kenapa, pertemuan singkat itu terasa terlalu penting untuk dilupakan?
          
          Ini kisah tentang Irene, tentang satu langkah keluar dari kafe yang tanpa ia sadari…
          membawanya masuk ke cerita yang jauh lebih panjang.
          Cerita yang dimulai dari tabrakan kecil, dan perlahan berubah menjadi sesuatu yang membuat hati ingin tinggal."
          
          https://www.wattpad.com/story/210853154

Lu_readmind

Permisi mau Promosi, boleh ya… 	
          ----	
          Kami terbangun karena suara alarm yang terus menerus.
          Aku diam sejenak memperhatikan Davi yang terburu-buru. Aku menyelimuti tubuhku sambil bersandar di kasur. Aku menunggunya mengatakan sesuatu tapi dia seperti tidak mempedulikan keberadaanku "Davi," panggilku akhirnya.  
          Dia menoleh lalu berjalan ke sebelahku untuk mengambil jam tangan dan handphone di nakas. Dia menarik nafas berat ketika mata kami bertemu pandang, caranya melihatku seperti orang putus asa. Aku masih menunggu reaksinya. "Jullie kita nggak pakai pengaman." 
          "Iya.." 
          Dia menelan ludah, menunduk sejenak, matanya memperlihatkan kegelisahan. "Jull. Maafin aku..." 
          Tiba-tiba aku bisa membaca kemana arah pembicaraan kami. Semua yang dimulai dari maaf berakhir mengecewakan!
          "Ini salah banget! Aku harap kamu bisa ngelupain malam ini." Dia menatapku sungguh-sungguh.
          Aku tidak bereaksi.
          "Aku ingin kita sepakat bahwa tidak terjadi apapun di antara kita. Kita cuma menghabiskan malam bersama. Tidak ada rasa di antara kita, benar?" 
          Aku menggigit bibir bawahku, menahan amarah dan air mata yang ingin kutumpahkan detik itu juga. Rasanya ingin berteriak untuk menjawab pertanyaannya tapi dia tidak butuh responku, dia menganggukan kepala singkat lalu berpamitan pergi.  
          Tidak ada rasa diantara kita? Tidak ada? 
          Aku tertawa dingin, tawa itu diiringi oleh air mataku. Bisa-bisanya dia memutuskan sendiri bahwa aku tidak memiliki perasaan apa-apa padanya tanpa bertanya dulu. 
          Lalu bagaimana dengan aku, bagaimana dengan tubuh telanjangku yang ditinggalkan tanpa penghargaan, tanpa maaf, tanpa perbincangan? Aku tidak ada bedanya dengan kondom di tong sampah, habis dipakai dibuang. 
          ————————
          MAAF YA KALO PROMOSINYA KEPANJANGAN PIS ✌️
          https://www.wattpad.com/story/311846801-single-father-number-225

ekaroekamiseo

Saya pikir Anda akan menyukai cerita ini: " LUKISAN HATI  oleh ekaroekamiseo di Wattpad https://www.wattpad.com/story/355443094?utm_source=android&utm_medium=com.whatsapp&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=ekaroekamiseo
          
          Berkenan singgah ? Siapa tau suka lalu betah 'kan kusajikan puisi perihal hati  yang patah. Oh iya, hapus saja jika menyampah. Semoga kebahagiaanmu merekah ❤