Platform ini penuh sisa kejayaan masa muda.
Saya yang cerah, melewati banyak "kali pertama dalam hidup", jalan-jalan dadakan, juga saya yang cari senang dengan baik.
Lupa dimana kutulis, tapi kuingat mengatai diri sendiri sekarang stagnan dengan sengaja. Bisa jadi kekhawatiran saja, inferiority, tapi tidak kutemukan kekeliruan disitu. Saya stagnan. Bagus sebenarnya kalo memang hanya stagnan, bisa jadi, lagi, saya sedang degradasi, mundur, memburuk.
Sedih, gelisah, kecewa, perasaan kesepian, tidak kurang-kurang penuhku dengan kenegatifan. Saya masih dekat dengan kehidupan, kok. Di tengah gempuran konsultasi dengan profesional diriku masih yakin hidup tetap harus mutlak berlanjut. Belum buntu seperti banyak contoh yang kudengar. Saya yakin diriku masih aman. Mungkin perlu berbenah sedikit, juga menyembuh.