Benar kata orang, semakin ingin kamu melupakan, semakin ingat hal yang ingin kamu lupakan. Terima kasih atas torehan luka yang telah kau goreskan pada hati ini. Terima kasih juga atas semua kepercayaan yang telah ku bangun hanya untuk bisa memahami mu. Terkadang aku tidak habis pikir, bagaimana dengan mudahnya dirimu bisa menilai diri ini menjadi seorang yang hina? Jika aku memiliki salah, ucapakan itu di depan ku, bukan di ribuan pasang mata dan telinga yang tidak ada sangkut pautnya dengan kita. Ternyata aku memang manusia bodoh nan naif yang percaya begitu saja itu semua. Persetan dengan namanya akal sehat. Aku ingin buta dan tuli akan diri mu. Persetan dengan semua hal yang mungkin akan membunuh ku. Aku hanya ingin hidup sesuai apa yang aku bangun dari cucuran peluh dan darah ku. Mulai dari detik ini, aku cap dirimu sama seperti seorang begundal yang tidak tahu rasanya hidup dengan tenang.