amyyyyyy46

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice

FarhanHidayatullah

Akhirnya aku menyadari, bahwa sesungguhnya memang benar-benar ada dua orang yang saling mencintai, saling mendoakan, dan saling berusaha untuk tidak saling melupakan. Namun, pada akhirnya perpisahan tetap saja jadi sesuatu yang tak dapat terelakkan. Sebab, kadang kita sadar diri, kadang pula kita terpaksa untuk memisah diri. Meskipun tak bisa kita bantah, jika diri ini terus-terusan saja mengeluhi skenario terbaik yang Tuhan susun secara rapi. Pikiranmu tak selalu salah. Hatimu tak selamanya benar. Akan tetapi, ketika dirimu sudah paham, kau baru bisa tidur nyenyak setiap malam. Karena hidup tak hanya soal menerima, tapi juga mengerti.
          
          Cinta mungkin bisa berakhir, tapi bukan kuasa kita memilih takdir.
          
          Yuk! saling follow di Wattpad!
          [Following-GET!-Followers]
          
          https://my.w.tt/84GZHpFsb3