sasyaW

Hai! Ada yang kangen aku?

herejung

@ sasyaW  kak kgnnn bgtt, gak ada niatan lanjut story patah kak, nunggu bgttt huhuhu
Reply

sasyaW

Sebuah selingan untuk kalian yang rindu sama tulisanku^^
          
          --
          BESOK
          -- 
          Hari ini Ibu pulang membawa sekantung Kimchi. Pemberian majikan, katanya. Pada kenyataannya melahap nasi dengan lauk Kimchi bukanlah hal yang mudah, terlebih untukku yang sangat membenci jenis makanan itu. Tapi di banding membiarkan perutku kosong hingga pagi, juga membiarkan ibu semakin kesepian, aku lebih memilih untuk menikmatinya dengan semangkuk nasi hangat yang ku bagi dengan Ibu. 
          
          Besok ibu dan aku akan makan yang enak. 
          
          Seutas kalimat yang membuatku tetap hidup walau hanya dengan kimchi ataupun minyak wijen. 
          
          *** 
          
          Kakak pulang keesokkan harinya. Dengan wajah berantakan dan bau aneh. Ia memukul lagi aku saat ibu sudah berangkat ketempat kerja. Kakak bilang aku tidak berguna. 
          
          Ujung bibirku robek, aku harus bisa bersembunyi atau ibu akan memarahi kakak membuat seisi rumah gaduh dengan pertengkaran. 
          
          Besok Kakak akan menyayangiku.
          
          Sepenggal kalimat yang menguatkanku untuk bangkit dengan harapan. 
          
          *** 
          
          Aku tahu ibu lelah. Saat melihat wajah kakak dan menyadari robekan di sudut kanan bibirku, ibu murka. 
          
          Apartemen petak butut yang kami tinggali mendadak gaduh. Lengking suara ibu dan keras suara kakak mendominasi rungu. Kupastikan ke esokkan harinya para tetangga akan kembali bergunjing tentang kehidupan kami.
          
          Aku hanya bisa  menangis, menunggu semua ini mereda. Sungguh tak ada yang bisa kulakukan, bahkan untuk melerai pun aku tak sanggup. 
          
          Suara tamparan dan bantingan pintu sebagai penutup malam yang seharusnya menjadi damai. 
          
          Ini bukanlah pertama kalinya pertengkaran antara ibu dan kakak terjadi. Semuanya pasti berakhir dengan kepergian kakak dan tangisan ibu hingga pagi menjelang. 
          
          Aku membekap bibir dengan keras, sekali lagi tak ada yang bisa kulakukan bahkan untuk menahan kakak pergi atau memeluk ibu dengan sisa isak nya. 
          
          Besok keluarga ku akan menjadi lebih baik. 
          
          
          
          20.15
          SasyaW