Alvinadusk

Cerita ini mewakili jenis kisah dan perasaan yang banyak dialami oleh seseorang yang berada di usia remaja beranjak dewasa. Cerita ini  menunjukkan bahwa apa yang kita rasakan itu sesuatu yang valid. Memahami bahwa di rentang usia itu mengenal jenis perasaan yang disebut cinta terhadap lawan jenis itu wajar dan tak jarang tersesat dalam perasaan itu hingga membuat kita lebih banyak lagi mengenal perasaan-perasaan lain entah itu senang, seding, merelakan, mempertahankan, juga masih banyak lagi.
          Selamat datang di semesta AlVina....
          
          
          “Makasih ya Al”
          “Mmaksudnya apa Na?”
          
          “Makasih buat tiga tahun yang banyak ngajarin aku banyak hal....Kamu udah nemenin aku tumbuh di masa putih abu-abu itu. Makasih ya semuanya jauh lebih berwarna soalnya ada kamu. Kamu jago banget lho buat kasih kesan tak terlupakan ke orang. Buktinya tiga tahun berikutnya masih aja ada kamu. Makasih gara-gara struggle ku buat lupain kamu aku jadi tahu apa yang aku mau, aku jadi bisa mengenal diriku sendiri.”
          
          “Aku seneng bisa kenal kamu, bisa jadi teman kamu”
          
          “AKU ENGGA”
          
          “Aku bukan lagi Vina yang suka simpan hal-hal manis kayak itu lagi Al”
          
          “Ga masalah, kita bisa mulai dari awal, berkenalan. Tapi tidak dengan rasa asing hanya karena status pertemanan” Alvin menuntut dan Vina menunduk takut.
          
          “Aku ga berarti ya Na buat kamu, sampai kamu gamau lagi simpan hal-hal tentang aku?”
          https://www.wattpad.com/story/303356206-should-we

sharazhera

luvinyetaetae

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice