lhikbal

"Kita sama-sama anak yatim, Melur. Cuma bezanya kau tak ada dua-dua, aku masih ada ibu. Tapi ibu aku..."
          
          "Banduan?"
          
          "Macam mana kau tahu?" Kening Adi terjongket. Jujur dia kaget, gadis itu boleh tahu tentang rahsia kelamnya yang satu itu.
          
          "Aku, pernah dengar pengawas junior cakap fasal tu." Perlahan nada suara Melur ketika mengucapkan itu.
          
          Adi menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku tinggal dengan nenek aku lepas ayah aku meninggal. Dulu, ayah aku jahat. Dia selalu pukul mak aku, paksa mak aku pergi kerja, cari duit untuk dia, sedangan dia? Hisap dadah." Segala ketidakpuashatian terhadap sang bapa diluahkan.
          
          "Apa lagi yang dia buat kat mak kau?" soal Melur.
          
          "Macam-macam. Hari-hari aku tengok dia orang bergaduh. Tapi mak aku sikit pun tak pernah melawan."
          
          "Kenapa dia tak lawan?" Melur bertanya lagi.
          
          "Mungkin dia takut."
          
          "Jap, kalau ayah kau yang jahat, kenapa mak kau yang masuk penjara?"
          
          https://www.wattpad.com/story/365427562?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=lhikbal

luckaanisa

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice