Devan POV
Aku kembali ke Solo setelah seminggu di semarang. Kehidupan seolah kembali normal, meski aku tahu dalam hati, segala sesuatunya sudah tidak sama lagi. Aku duduk di ruang tamu rumah kami, melihat anakku yang baru berusia tiga tahun, Raja, sedang berlarian dengan penuh tawa ceria. Ada perasaan aneh yang mengalir dalam diriku, sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya. Aku tidak tahu apakah itu rasa bersalah atau hanya kekosongan yang masih mengganjal.
Ajeng, sedang sibuk di dapur. Suara alat dapur yang bersentuhan, menggema dalam ruangan. Dia selalu begitu, ceria dan penuh perhatian terhadap setiap detail yang ada. Rumah kami masih terasa sama, selalu rapi dan tertata. Meski semua itu harus membuatku menerima penampilan Ajeng yang lusuh dan tidak semenarik dulu. Aku sudah memintanya membayar pembantu, tetapi Ajeng selalu menolak dan berdalih hemat. Padahal pendapatanku juga tidak sedikit. Aku hanya ingin Ajeng fokus kepadaku selama aku di rumah. Namun, semakin aku melarang, Ajeng hanya akan marah dan pulang ke rumah ibunya.
"Hah!” Aku mengembuskan napas kasar sambilmengelus kepala Raja, berusaha tidak memikirkan apapun selain kebahagiaan anakku.
Saya baru saja menerbitkan " ❤ Chapter 5 - Hasrat Terpendam Sang Ipar " cerita saya" Rayuan Maut Mantan Terindah (Projek Jatah Mantan) ". https://www.wattpad.com/1558868364?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=silviaarnaz15