Rarania09

Ini mengenai hati yang tetap bertahan kala disergap ribuan duri. Tentang Alka yang memilih tetap bertahan walaupun tersakiti. Hanya karna kata cinta yang menurut Alka sangat berharga.
          
          Lalu tentang seseorang yang bimbang akan hatinya, siapa yang akan ia pilih, keputusan apa yang harus ia tetapkan. Ketika pikiran dan perasaan menyerbu, Sani harus berbuat apa? Hanya karna kata cinta yang menurut Sani sangat menjengkelkan.
          
          Cek aja dulu siapa tau suka. 
          
          Izin promote ya..
          
          __________________
          
          https://www.wattpad.com/story/187294136?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Dyraia09&wp_originator=e9aHEp2LrsT4Peo%2ByfpbbNwg5iCqzPqq0JtTOM0tmFzGgwaQUMHOphkaYPHfDbI%2FKXxif978IhW4W5MspoQIAItGhj%2BhhHdPa3M7Ayp31BPkPs1jFNq9ISFGELCVC4L8
          

Nabiladungdung

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice

kjokkenmodinger

Halo. Izin promosi ya. Kalau ada waktu senggang dan suka genre fantasy-paranormal-romance, silakan berkunjung ke sini. Mucho gracias!
          
          ***
          
          “It's just..." Ara sedikit kehilangan kata.
          
          "It just feels so good to be relax for a bit. Ya, kan?" Ultsi mencoba melengkapi.
          
          Ara mengangguk pelan. Mengulum senyum. "Senang rasanya menemukan seseorang yang bisa diandalkan. Yang mau menyamai langkahmu. Yang peduli pada kondisimu. Bahkan kepikiran untuk membawakan sedikit beban tasmu. It feels so good to be able to... rest. To ease your mind. To put your guard down—hey, jangan memandangku begitu!”
          
          "Kau tahu Bat-Üül baru saja menyuruhku apa? Aku diminta menyampaikan ini kepadamu secara pribadi: Tüüniig büü khairla.”
          
          Ara mengernyit. Frasa itu ditangkapnya sebagai bahasa lokal. Dan gadis di hadapannya sangat tahu bahwa Ara tidak mengerti bahasa lokal. 
          
          Ditatap demikian, Ultsi memalingkan wajahnya. Menghela napas yang tersumpal oleh rasa khawatir, kasihan, sekaligus tak berdaya.
          
          “Do not fall for him.”
          
          https://my.w.tt/UiNb/dgZHL8Cl5I