starryanee

Hai, hai! I'm back~
          	Ada yang kangen? Saya bawa cerita baru, nih, tapi bukan fanfiction MarkBam seperti biasanya. Sebelum itu, ada yang suka teen fiction enggak? Kalau suka langsung cus, yuk, ke link berikut:
          	https://my.w.tt/zqRuPWqULX
          	
          	Btw, itu di second account saya, ya. Kalau berkenan, boleh follow, kok~ Bilang aja di wall atau pm kalau minta follback^^
          	Ya udah, langsung disimak dulu, yuk, penggalan ceritanya!
          	
          	***
          	
          	Love Warning by Schyler_ [A Pentalogy of Destiny]
          	
          	“Emang tugas cowok buat bayarin ceweknya.”
          	
          	“Aku bukan cewek kamu, ya,” ucapnya penuh penekanan. “Aku enggak tertarik buat pacaran. Aku peringatin duluan sebelum kamu ngarep lebih, ya. Terus, enggak selamanya cowok harus bayarin semua yang dibeli ceweknya. Itu pacar atau ATM berjalan?”
          	
          	Mereka mengantri dalam diam hingga dia merasa sedikit bersalah atas kejadian barusan. Apa dia pantas mengatakan hal itu, ya? Cewek ber-jeans hitam itu kadang kesal dengan mulutnya yang sering menyakiti orang lain karena terlalu jujur. Seharusnya Tasha tahu bahwa tidak semua orang bisa disamakan seperti dirinya yang masa bodoh dengan ucapan seseorang meskipun menusuk hati.
          	
          	“Maaf,” bisiknya setelah mereka berada di salah satu keranjang berwarna biru.
          	
          	“Eh? Kenapa? Kok minta maaf?”
          	
          	“Itu … kamu pasti sakit hati karena omongan aku tadi, ya? Makanya aku dicuekin.”
          	
          	Ardian tertawa hingga Tasha bisa melihat kalau sudut mata cowok itu berair. Padahal tidak ada yang lucu, loh. “Enggak, sih, biasa saja.”
          	
          	“Terus kenapa dari tadi diam? Bikin takut saja.”
          	
          	“Aku cuma mikirin cara buat ngeluluhin hati kamu saja, kok.”

starryanee

Hai, hai! I'm back~
          Ada yang kangen? Saya bawa cerita baru, nih, tapi bukan fanfiction MarkBam seperti biasanya. Sebelum itu, ada yang suka teen fiction enggak? Kalau suka langsung cus, yuk, ke link berikut:
          https://my.w.tt/zqRuPWqULX
          
          Btw, itu di second account saya, ya. Kalau berkenan, boleh follow, kok~ Bilang aja di wall atau pm kalau minta follback^^
          Ya udah, langsung disimak dulu, yuk, penggalan ceritanya!
          
          ***
          
          Love Warning by Schyler_ [A Pentalogy of Destiny]
          
          “Emang tugas cowok buat bayarin ceweknya.”
          
          “Aku bukan cewek kamu, ya,” ucapnya penuh penekanan. “Aku enggak tertarik buat pacaran. Aku peringatin duluan sebelum kamu ngarep lebih, ya. Terus, enggak selamanya cowok harus bayarin semua yang dibeli ceweknya. Itu pacar atau ATM berjalan?”
          
          Mereka mengantri dalam diam hingga dia merasa sedikit bersalah atas kejadian barusan. Apa dia pantas mengatakan hal itu, ya? Cewek ber-jeans hitam itu kadang kesal dengan mulutnya yang sering menyakiti orang lain karena terlalu jujur. Seharusnya Tasha tahu bahwa tidak semua orang bisa disamakan seperti dirinya yang masa bodoh dengan ucapan seseorang meskipun menusuk hati.
          
          “Maaf,” bisiknya setelah mereka berada di salah satu keranjang berwarna biru.
          
          “Eh? Kenapa? Kok minta maaf?”
          
          “Itu … kamu pasti sakit hati karena omongan aku tadi, ya? Makanya aku dicuekin.”
          
          Ardian tertawa hingga Tasha bisa melihat kalau sudut mata cowok itu berair. Padahal tidak ada yang lucu, loh. “Enggak, sih, biasa saja.”
          
          “Terus kenapa dari tadi diam? Bikin takut saja.”
          
          “Aku cuma mikirin cara buat ngeluluhin hati kamu saja, kok.”

starryanee

Semua story akan saya hapus, ya. Gomen^^
          Terima kasih buat kalian semua yang udah dukung saya dari awal gabung Wattpad terus nulis fanfiction dengan pairing entah itu MarkBam, JinKibum, dll.
          Yang mau unfollow silakan, yang masih mau bertahan follow juga silakan karena nanti saya akan kembali dengan cerita baru, tapi bukan fanfiction.
          Sekali lagi, gomen^^