Dia, seseorang ber-hoodie abu gelap. Dengan jins hitam dan tudung yang selalu tergantung dikepalanya. Dan headphone dileher, serta pandangannya yang selalu menunduk. Tersender di tiang lampu pertigaan yang setiap malam aku lewati. Heran, dia itu sebenarnya siapa? Apa penjaga lampu jalan atau penjaga gang sempit di sebelahnya? Atau jangan-jangan, dia ialah sosok misterius yang selalu dibicarakan teman-temanku? Dia... Mr. Cold. Tidak-tidak, tidak mungkin. Mana mungkin sosok semu itu nyata? Itu kan hanya fiksi karangan masyarakat sekitar sini. Iya-iya, hanya fiksi. Tapi, kenapa aku merasa seperti diawasi. Tepat didepan sana, depan tiang itu. Hanya tinggal beberapa langkah lagi aku melewatinya, detak jantungku berdegup kencang, bulu kudukku meremang, keringat dingin mengalir deras melewati pipi. Tenang, tenang, dia hanya seseorang biasa. Masyarakat daerah sini dan mungkin hobinya ialah menyender di tiang lampu. Aku menghela napas perlahan. Berusaha tak gentar sampai akhirnya kakiku berpapasan dengan kakiknya. Aku meliriknya sedikit, lalu tergugu. Tatapan tajamnya mengarah kepadaku. Dan, sesuatu mencekal tanganku, membuat langkahku terhenti. Aku mematung. Ya Tuhan, tangan kiriku dingin sekali.
O • IV | s t a r s w o o d o l d •
March 11, 2016.