12EmilyYumi

Ini kisah tentang Grey yang selalu menutupi rasa sakitnya dengan senyum, dan Rosaline yang galau memilih antara Danni kekasih yang sangat dicintainya atau Grey sahabat yang sangat membutuhkannya.
          
          ******************************************
          "Plis Grey, gue tau lo mungkin gak mau cerita, gue bukannya kepo, ingin tau urusan lo,  tapi itu semua karena gue sangat khawatir," 
          
          "Thanks, Ros," Grey tersenyum,  mengacak rambut Rosaline. "But you don't need to worry me, sungguh! Gue cuman sakit kepala, kayak diganggu suara - suara gitu, jadi kacau,"
          
          "Suara - suara?" Rosaline tak mengerti. Grey hanya mengangkat bahu.
          
          "Princess, gak usah mikirin deh," kata pemuda itu masih tersenyum. "Papa gue aja gak mikirin, malah gue dimarahin,"
          
          "Lo dimarahin?"
          
          "Biasalah Papa, kayak lo gak tau aja," Grey menyingkap sedikit kemeja seragam sekolahnya bagian bawah, memperlihatkan punggungnya yang penuh bekas - bekas luka lecutan tali pinggang. Rosaline mendekap mulutnya, hanya bisa terpana melihatnya. Ya Tuhan, Grey...
          
          "Pa - papa lo mukulin lo gara - gara lo nyoba bunuh diri?" Rosaline tergagap.
          
          "Ya gitu deh, he said I am very stupid, udah bikin malu keluarga. Seorang Adinegoro harus kuat, gak boleh lemah. Padahal gue sendiri gak tau kenapa, tau - tau gue ngerasa desperate banget trus naik  ke rooftop..,"
          
          Link : 
          https://www.wattpad.com/story/178640646

Kumbangkuning19758

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice