Airmata Jake terjatuh secara alami. Mencari netra cokelat Heeseung dengan bermaksud berusaha menyampaikan bahwa apa yang mereka alami berdua tidak selamanya berakhir indah, kau dan aku sejenis, dan aku tidak bisa memberikanmu anak. Namun mengapa seluruh otot lidahmu membelai seluruh bagian lidahku dengan hisapan yang manis?
Heeseung menghentikan kecupan manisnya. Memandang sayang dan tersenyum hangat, membelai pipi kiri sang model bau kencur dan menarik dagunya. Pupil matanya mengecil, berkata langsung bahwa dia mengamati sayang sang pemuda pecinta susu matcha.
"Bercumbu sampai pagi tiba?"
Jake menangis seketika. Merutuk kutukan homo, kelahirannya sebagai pria, dan kegilaannya pada seorang pemotret internasional yang bisa membuat wajah kosongnya dihargai delapan puluh juta walau hanya satu potoforlio. Pria itu mendekat dan menyusup masuk dalam pakaian sang pemuda, merasakan lembut dan harum seperti bayi dari Shim Jaeyun, menggoda halus puting di dada, mengamit gila; seketika panas!
"Balas," Heeseung menghisap bibir bawah, "semua ciumanku." Menjilat gigi rapi anak muda yang dia cintai, memberi tanda kemerahan di leher, memiringkan kepala. "Bahkan kalau kau menangis karena aku tidak bisa menikahimu, aku akan terus di sisimu."
"Aku hanya takut tidak berjalan dengan mulus, Heena." Panggilan yang membuat Heeseung tersenyum sedih, "aku selalu tidak bisa menghentikan cemburu ketika kau bersama Somi atau ketika kau memotret Somi dalam keadaan telanjang dan kau terangsang."