"Kau tidak memercayaiku, Yoon?"
"Kau tahu? Kadang kita harus lebih memercayai takdir. Karena dialah yang memiliki hak untuk menyatukan pun memisahkan kita Hee.."
Terlampau menyakitkan bagaimana dirinya dulu, sempat menerima satu ajakan yang lambat laun menjerumuskannya ke dalam perang perpisahan. Banyak hal tak masuk akal pun menampar dirinya yang tak segan terbenam dalam tulang rusuk.
Alangkah pahitnya torehan memori dan segala goresan peristiwa, teramat enggan melangkah jauh dari otak itu sendiri.
Pergi, tetap tinggal, atau mengikuti alunan takdir.
Pilihan menakjubkan untuk keduanya renggut di tengah badai dan derasnya rintikkan hujan.
https://www.wattpad.com/story/258029066
Jika berkenan, jangan lupa masukkan library, harap suka dan selamat membaca! ^^