Suatu hari ada Ibu sesuai ibuku cerita kelakuan anaknya yang tidak lagi peduli kepadanya. Katanya, "Yaa, kasih sayang anak cuma segitu diminta duit, kirimnya cuma segini. Kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah."
Aku mendengarnya, alih-alih prihatin pikiranku malah berpikir sebaliknya. Mungkin ibu itu lupa tindakan apa dimasalalu yang membuat sang anak lelah untuk peduli lagi dengannya.
Seumur hidup di dokrin tidak sayang orangtua, itu melelahkan batin. Padahal dari lubuk hati sang anak, bunyinya mungkin berbeda.
Kasih sayang anak itu sedalam samudra, setinggi langit, seluas dunia. Ia yang rela, tegar dan tabah menerima apapun tindakan, prilaku & didikan orangtuanya. Sebab, kedua orangtuanya yang membawanya hadir kedunia. Dengan itupulalah hanya kedua orangtuanya salah satu miliknya paling berharga.
Lalu jika sekarang dipandang sudah tidak berharga, sudah berapa patah hati dan duka hati yang harus anak itu tanggung sebab ketidaksiapan orangtuanya? Kali ini aku bertemu lagi dengan orangtua yang bertambah usia dalam hitungan saja tidak dalam pemikiran. Akhir cerita tante itu bertanya kapan aku menikah, sungguh ironis.