Jungkook tau ini salah, Jungkook tau ini tidak benar, tapi apa yang Taehyung tawar kan adalah sesuatu yang tidak pernah Jungkook dapatkan bahkan meskipun kedua orangtua nya adalah kolongmerat yang bisa membeli 7 apartement dengan uangnya.
Taehyung menawarkan kebahagiaan.
Taehyung yang ketika itu datang dengan senyuman kotak nya, baju nya yang basah karena hujan, bunga yang ia pegang hancur berantakan karena terkena hujan. Jungkook tidak pernah tau, kalau melihat seseorang seberantakan ini membuatnya ingin menangis, memeluk lalu mencium seseorang di hadapannya.
Taehyung selalu bilang bahwa kebahagiaan adalah prioritas utama, setelah itu baru Jeon Jungkook, karena kebahagiaan Taehyung adalah Jungkook. Jungkook tidak bisa menahan tawanya mendengar lontaran asal milik Taehyung, senang sekali rasanya menemukan seseorang yang bisa menyentuh sisi lain dari dirinya.
Tuan Jeon adalah lelaki kolot sepanjang masa, anak dipertaruhkan untuk keberlangsungan perusahaan, perjodohan memuakkan yang menghancurkan kebahagiaan. Jungkook lelah sekali, seperti domba tidak tau arah yang hanya mengikuti tarikan tali dari sang penggembala. Tapi lagi, Taehyung datang, menawarkan kebebasan dan kebahagiaan. Meskipun sedikit merusak, tapi Jungkook senang.
"Kalau memang bagimu aku hanya selembar kertas untuk mencurahkan keluh kesahmu, maka, jangan robek aku ketika kau tidak membutuhkannya lagi. Simpan aku, dimanapun, ditempat yang pada akhirnya kau lupakan pun, tidak apa, setidaknya, aku masih menampung baik apa ceritamu tanpa rusak sedikitpun." Jungkook menangis didetik terakhir Taehyung mengatakan kalimat itu sambil memeluknya, mengusap punggungnya sayang dan malam itu menjadi malam yang memantapkan hati Jungkook untuk menjadi rusak secara total dan bahagia bersama Taehyungnya.