Ififah75

Ijin promosi ya kak
          
          Yuk buat kalian yang belum baca ceritaku. Bisa mampir dulu nih
          
          https://www.wattpad.com/story/296587357
          
          ~ Karya Ke - 10 ~
          
          "Ikutlah denganku" ucap Axton dan Ara mendengus pelan. 
          
          "Kau siapa ? Aku tak mengenalmu" sinis Ara.
          
          "Tetapi seluruh tubuhmu mengenalku" ucapan Axton sukses membuat wajah Ara memerah
          
          Pria itu melangkahkan kakinya mendekat dengan wajah datar dingin. Menatapnya seakan ingin membekukannya saat ini juga.
          
          "Ikutlah denganku dengan cara baik-baik. Aku tidak ingin menyakitimu" Lanjut Axton dan Ara memincingkan matanya.
          
          "Secara baik-baik ataupun tidak aku bahkan tak berniat ikut denganmu. Bisakah kau keluar sekarang, aku akan menutup toko" 
          
          "Aku bukan orang yang sabar, Cassabelle" 
          
          Ketika Ara ingin membalikkan badan tiba-tiba sebuah tarikan menarik tubuhnya. Sebuah ciuman terasa di bibirnya sebelum rasa menyengat terasa di lengannya.
          
          Sebuah bius.
          
          "Kau yang memaksaku, Cassabelle"

Putihnyaawan

Hello Kak, Salam Kenal. 
          Izinkan aku untuk merekomendasikan cerita seru ya ...
          Wisuda. 
          Kata yang menunjukkan sebuah pencapaian luar biasa bagi seluruh mahasiswa, karena mereka telah berhasil melalui lika-liku kehidupan kampus. Seharusnya momen tersebut menjadikan Aurum Andascara, mahasiswi berwajah cantik dan ber-ipk tinggi bahagia, akan tetapi ini sebaliknya, penuh kemuraman, kesedihan, serta tangan yang bermandikan darah. Walaupun begitu, ia kepalkan erat-erat, obsidionnya memandang lekat pemandangan sungai yang tak jauh dari hadapannya.
          "Maaf ... maafkan aku ..." katanya dengan gemetar. Tak ada orang yang menyahut, selain suara klakson dari lalu lalang kendaraan yang melintas. Semilir angin membelai halus rambut pirang yang acak-acakan. Bukan hanya itu, sang bayu tersebut menjadikan dirinya semakin sesak, malam yang sunyi, rembulan juga malu-malu untuk melihat sosok yang tengah mengalami depresi berat. 
          "Maaf ...." 
          Setelah itu, Aurum menaiki pembatas jalan, lalu terjun bebas ke bawah sana, sungai yang deras akan air jernihnya.
          Bug ...
          Aurum tenggelam dengan perlahan, ia sengaja membiarkan hidungnya dipenuhi air agar tak mampu lagi untuk bernapas. 
          "Selamat tinggal Zinc," batin Aurum sebelum menutupkan mata rapat-rapat.
          ⚛⚛⚛
          Https://my.w.tt/BObvgNMqT4