"ketika tidak ada bahu untuk ku bersandar, untuk apa aku menceritakan semua kegundahan ku. Jika aku sudah tahu bahwa akhirnya hanya aku yang akan di salahkan oleh dunia. Teriak ku, tangis ku, dan segala tetes air mataku tidak pernah mereka hiraukan. Bahkan seorang psikolog yang ahli dalam bidangnya pun masih menyalahi aku, yang di pencudangi oleh takdir.
Takdir yang tak pernah membiarkan aku memilih apa yang menjadi kebahagiaan ku, hidupku telah hancur, hidupku telah usai, hidup ku telah tiada saat mereka merenggut satu-satunya alasan aku ingin hidup"
Aku ingin hidup, aku ingin hidup, namun saat aku mencari satu, hanya satu saja alasan aku untuk tetap berada di dunia ini. Mereka tetap tak memberinya. Aku kembali di salahkan, oleh karena aku yang selalu mengalah pada dunia dan seisinya.
-vanillamilk