loistulangow

Hai aku sudah membaca ceritamu.
          
          Pemilihan diksi dan susunan kalimatnya menarik. Beberapa cara penyampaian cerita mengingatkanku dengan dongeng "gadis penenun mimpi dan pria pelipat kertas" AKU SUKA.
          Hanya saja,
          Seperti kata temanmu, bagian ceritanya kependekan, menurutku ini membuat feelnya kurang dapet. Tapi keuntungannya jumlah vote kamu bisa sangat banyak jika part cerita juga banyak.
          Maaf mungkin karena pengaruh umur (umur pembaca ngaruh loh sama jenis cerita yg diminati. Ntar juga kamu rasain) jadi aku kurang bisa menikmati ceritamu. Masalahnya adalah di detail cerita, pembaca seumuranku biasanya suka cerita yang lebih detail, bukan sekedar percakapan. Saranku penggambaran latar lebih diperjelas. Ingat pembaca tidak bisa melihat langsung keindahan imajinasi dalam kepalamu. Kamu sebisa mungkin harus menggambarkannya melalui rangkaian kata-kata dalam cerita.
          Lalu jangan lupa soal konsistensi, dan kelogisan. Dibagian pertama kamu bilang dia mengamati sekitar dibalik tudungnya, tapi kok bisa nyenggol orang? Atau aku yang rada lemot yah hahahaha maklum umur :p
          
          Maaf jika komentarku kurang berkenan
          Aku juga masih penulis baru, jadi mari kita sama-sama belajar

vanierain

@ loistulangow 
            
            Iya kak, makasih masukannya. Aku usahain, di part selanjutnya. Iya sih kak, aku emang masih penulis baru. Bahasa cerita ini memang dari dongeng "Gadis Penenun Mimpi dan Pria Pelipat Kertas" Cerita ini juga mau aku revisi bagaian detailnya. Sekali lagi makasih ya kak, buat kritik dan sarannya. Bantu banget kok.
Reply