Selamat ulang tahun kepada Kim Minji.
          	Terima kasih sudah ada—dengan tawa yang tulus, dengan langkah yang tak pernah goyah meski dunia kadang tak ramah.
          	Terima kasih sudah kuat, meski kadang hatimu sendiri gemetar tanpa suara.
          	
          	Hari ini, langit mungkin tak tahu bahwa salah satu bintang terindah sedang bertambah usia,
          	tapi di antara halaman-halaman kisah yang kutulis,
          	Jingga yang kini telah bahagia bersama Hanin dan Jogja ,
          	Morgan yang menyalakan motor dan berteriak ke langit,
          	Marceline yang menata roti paling manis di etalase,
          	Arshaka  yang melepaskan anak panah ke arah senja,
          	Minette  dengan rembulan dan keberanian nya menghadapi Pemburu darah
          	dan Mahira—dengan suara yang nyaris patah tapi tetap lantang—berbisik:
          	“Selamat ulang tahun, Untukmu yang menghidupkan cerita-cerita kami”
          	
          	Kita semua di sini merayakanmu, Minji.
          	Dalam dunia nyata maupun dalam semesta fiksi,
          	namamu tetap hidup, tetap hangat, tetap berarti.