Tihfa_SH

Maaf numpang promosi, judul dari cerita ini MOONSTAR, dan ini link ceritanya jika penasaran ingin baca :  https://my.w.tt/aAbUZRz3zZ
          
          Dan di bawah ini blurb-nya.
          Jika penasaran pengen tau kelanjutan ceritanya silahkan mampir yah.
          Atau bisa cari dan buka profil ku.
          
          Blurb:
          
          ❝Kita berdua memiliki nama yang sama dengan benda langit yang indah, bulan dan bintang. Mereka selalu hilang dan pergi, bukan? Namun kemudian mereka datang dan kembali bertemu. Ku harap jika kita di takdirkan untuk pergi dan berpisah kembali, bisakah kita akan bertemu kembali seperti takdir 2 benda langit itu?❞
          
          __Bulan Nayunda__
          
          
          ❝Aku ingin kau pergi dan jangan mendekat lagi❞
          
          __Bintang Akrana__
          
          .
          
          Bulan dan Bintang, mereka teman kecil yang terpisah sejak lama, suatu hari yang di sebut takdir, mereka kembali bertemu. Bulan tetaplah Bulan yang dulu, tapi Bintang bukanlah Bintang yang dulu, Bintang berubah dan tak secerah Bintang yang dulu.
          
          Bintang, ia menyimpan suatu rahasia di dalam kamarnya yang selalu terkunci rapat,
          Suatu rahasia yang tak akan ia beri tahu pada siapapun, dan tak ingin Bulan, teman kecilnya kembali datang di dekatnya.
          
          Bintang, ia membenci teman kecilnya sendiri karena suatu hal yang ia pendam sendiri, yang ia yakini sendiri.
          
          Tak peduli yang salah siapa, tak peduli gadis itu salah atau tidak, Bintang tetaplah membenci Bulan.
          
          Kebenciannya membawa ia lupa bahwa Bulan lah yang dulu selalu senang setia bersinar di dekatnya, bercahaya bersama di kala langit gelap gulita.
          
          

GriselxPsycho

Hai Kak, jika berkenan baca ceritaku yuk!
          
          ZeDio and Their Beloved Girl
          
          Cuplikan:
          
          "Mana kacamata lo?"
          
          Nami menoleh tanpa minat. "Di rumah." Lalu kembali fokus pada bukunya.
          
          "Kok gak dipake? Gak rabun?" Zelan sebenarnya tak tahu Nami rabun atau silindris, atau apa pun penyakit matanya. Ia hanya menebak saja. Paling rabun jauh karena kebanyakan orang begitu.
          
          "Gue pake softlens."
          
          Emosi Zelan memuncak. "Softlens?" pekiknya membuat Nami keheranan. "Ngapain lo pake softlens, ha? Lepas!"
          
          Mulut Nami perlahan terbuka. Apa-apaan orang seram satu ini? Dia kira dia siapa sih? Sebisa mungkin Nami berusaha sabar dalam membalas ucapan Zelan yang terdengar seperti pacar posesif yang tak suka kekasihnya berubah karena laki-laki lain itu (hahaha... Nami hampir tertawa memikirkan Zelan adalah kekasihnya, hahaha... benar-benar lucu), "Gue gak bisa lepas."
          
          "Kenapa?" bentak pemuda itu, tak sadar suaranya didengar oleh seisi kelas. Nami yang sadar akan hal itu hendak memberi tahu. Namun Zelan lebih dulu melanjutkan cemburu butanya, "Ah, gue tau! Biar lo bisa bebas kecentilan 'kan?"
          
          Ha? What the....
          
          Nami semakin terperangah, begitu pun yang lain.
          
          "Pokoknya lepas softlens lo! Gue gak suka liatnya. Besok lo harus pake kacamata lagi!"
          
          https://www.wattpad.com/story/160035845