Hallo kakak izin yah. barangkali kakak romance. Mampir ke lapak ku yah..
Nevara berdiri untuk memanggilkan dokter tapi Masen menggelengkan kepalanya.”Kamu butuh apa Sen?”
“Saya cuma butuh kamu,” Nevara memalingkan wajahnya, semoga saja ia tidak terlihat jika kini pipinya sudah seperti tomat merah.
“Kamu makan dulu yah. Spesial hari ini aku suapin tapi lain kali—”
“Ga mau makan. Ga apa-apa kalau harus sakit yang penting kamu disini sama aku tanpa ada yang ganggu,” Nevara tidak menanggapinya ia hanya tertawa kecil. Ia tahu pria itu hanya bercanda.
“Kata siapa ga ada yang gangguin. Nanti Richard balik lagi ke sini,” Nevara membuka plastik makanan yang membungkus piring berisi pepes tahu, nasi dan buah semangka. “Kamu kalau duduk kuat ga buat makan? kalau sambil tiduran nanti tumpah-tumpah.”
Masen berusaha menopang tubuhnya sendiri tapi ternyata masih belum kuat, jadi Nevara berinisiatif untuk menekan tombol kasurnya agar sedikit naik.”Buka mulutnya yang besar yah biar cepet abis!”
“Ya ga bisa gitu dong—” tanpa babibu Nevara masukan sesendok nasi dan tahu tersebut ke mulut Masen yang tadi sempat misuh-misuh.
“Jangan diemut! Kunyah dong makan aja ko susah.”
‘Dia pikir aku anak kecil apa, main perintah kayak gitu, ck! Kalau ga cinta udah aku usir!’
Padahal ia belum sadar sepenuhnya dan dalam keadaan sakit tapi mendengar omelan Nevara membuat moodnya anjlok. Tapi bagaimanapun Masen merasa lapar karena belum makan dari pagi dan makanan rumah sakit tidak seenak itu untuk makan berlama-lama untuk dinikmati. Jadi ia putuskan saja langsung menelannya.
“Good anak pintar,” tanpa sadar Nevara mengelus kepala Masen dengan perlahan dengan senyum secerah mentari pagi. Hal langka itu membuat Masen merasa bahwa sebenarnya Nevara menyukainya juga. Bedanya wanita itu terlalu denial.
“Nev, begini terus yah,”
“Ga janji,”
Baca Selengkapnya di:
https://www.wattpad.com/story/303484768