Lelaki suka guyon ini penyuka banget belajar. Belajar apa aja yang bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan. Dan jika sikap ugal-ugalannya kumat, tak jarang koran lokal tempatnya hiduppun suka nanggap hingga berhari-hari jadi berita. Itu kalo bersinggungan dengan hal yang menurutnya prinsip. Banyak pihak dibuatnya merah telinga. Mungkin ulahnya itu menjadikan sebagian orang jadi alergi.. hehe... 

Tapi doi baek kok. Doi suka merhatiin orang apalagi kalo berurusan ama pendidikan. Bukan hanya karena posisinya sebagai Ketua Dewan Pendidikan untuk wilayahnya (Kota Probolinggo dan kawasan Tapal Kuda sebagai Koordinator Forum Dewan Pendidikan se-Wilayah Tapal Kuda), tapi emang dari sononya gitu... Kehidupannya selalu dekat dengan anak-anak, mulai dari anak sendiri (Nikkolai Ali Akbar Velayati dan Nikkolai Ulyanov Ali Reza Munthazhar Muthahhari), keponakan, anak tetangga, anak orang lain, dll deh... Doi sering ngaku stress jika mikirin kebijakan pendidikan baik di level daerah maupun pusat yang dinilainya tidak kontekstual, tidak ramah anak. So, setelah 7 tahunan berurusan dengan pendidikan makro (kebijakan, politik pendidikan), kini doi lebih memilih menekuni "pendidikan mikro" dengan mengelola sekolah kejuruan (SMK Kesehatan) bareng teman-temannya dan menekuni PEMBERDAYAAN  DIRI baik bagi pelajar maupun orang dewasa, dengan pendekatan PEMROGRAMAN PIKIRAN. Apa pula itu? Yupz, sebuah metode "MIND CONTROL" seperti yang dikembangkan Jose Silva. Katanya, "anak-anak lebih membutuhkan sentuhan pribadi yang memberdayakan ketimbang menyerahkan kepada sistem pendidikan yang tidak jelas".

Mantan Ketua/ Anggota KPU di kotanya ini menggeluti pemberdayaan pikiran melalui "Mind Reprogramming & Accelerated Learning Centre (MIRACLE) karena dinilainya lebih dibutuhkan ketimbang politik praktis. Tapi, menurutnya, politik tetap dibutuhkan, untuk menjaga agar pendidikan tetap berlangsung. So, doi ngajar ilmu sosial & politik juga di perguruan tinggi di kotanya. Juga meneliti & nerbitin buku.