Belakangan ini aku berpikir, apa sebaiknya nggak usah pake visual cerita ya? Supaya kalian bisa lebih berimajinasi tentang karakternya, kalau aku masukin foto otomatis kalian jadi terpaku sama gambar seseorang itu.
Apalagi aku pake visual idol, yang sebetulnya harus minta izin dulu ke agensi atau minimal ke idolnya sendiri. Itu jelas sulit. Ceritaku juga bukan bergenre fanfiction. (Seandainya) suatu saat ceritaku dikomersilkan, gimana?
Aku harap kalian mengerti jika nanti aku hapus visualisasinya.
Namun, tetap dalam pikiran dan bagi aku lalisa itu karakter perempuan untuk ceritaku yang wajar-wajar, normal tanpa ada adegan senonoh. Nggak ada manusia yang sempurna, tapi dia itu terlalu wah buat jadi nyata. Jujur, lili itu muse aku, yang bener-bener jadi inspirasi, ngasih aku banyak motivasi secara nggak langsung melihat perjalanannya. Dia bisa dibilang role modelku dalam hal seni, meski beda sih profesinya. Pokoknya I adore her so much.
Makanya, aku belum berani menulis cerita 'dewasa' dan mengeluarkan draft-draft 18-21+ aku. Aku nggak mau idol yang wajahnya aku gunakan sebagai visualisasi citranya jadi buruk. Iya tau, FIKSI. Tapi sayang, kadang ada aja yang nggak bisa memberi batasan pada dunia nyata dan imajinatif.