ypreal

Aku tidak punya apa apa termasuk diriku sendiri. Jiwaku yang rusak, ragaku yang lemah, dan isi kepala yang kosong. Aku takut, aku harap aku terjebak di dunia paralel dan menikmati dunia baru.

ypreal

Aku sudah lelah mengitari telaga di bagian selatan antartika, kujelajahi segala dermaga yang kiranya kau panggungi, hingga menguras keringat emosi. Aku tidak kompeten, tidak cukup kukuh untuk mendirikan tiang menara yang tidak lagi kau sanjungi. Sahut angin diatas ombak yang berdansa, meraup paksa atma ku menemukan kehangatan. 

ypreal

Kamu, manusia.
          
          Kamu seorang manusia yang diciptakan oleh Tuhanmu untuk melaksanakan kegiatan suka cita yang membuat dirimu lebih bersyukur kepada-Nya.
          
          Kamu seorang manusia yang tak bisa disamaratakan oleh makhluk lainnya. Sebab manusia adalah yang paling kuat ketimbang bisikan setan.
          
          Kamu seorang manusia yang memiliki pondasimu sendiri, yang kemudian kamu tegak berdiri membela hakmu sebagai M A N U S I A. 

ypreal

Hidup ini terlalu kejam untukmu, namun kamu hebat sebab masih mau berjuang diatas duri - duri yang menusuk telapak kakimu...  kamu tidak pernah menginginkan itu, ditusuk dengan paku tumpul yang menggores dadamu... kamu hanya ingin menjadi peri bersayap yang terbang bebas ke udara. Namun sayangnya, badai dan petir mendorong tubuhmu lunglai ke tanah.
          
          Kasihan, kasihan sekali hidupmu... 

ypreal

Tak pernah sekalipun kubayangkan bahwa aku akan menjadi aspal jalanan yang meluapkan asap-asap panas penuh amarah. Tak pernah pula kubayangkan bahwa di penghujung hari bunga sakura yang kulihat setiap hari akan rontok dimakan musim. Kenapa hanya aku, mengapa harus tertuju padaku? Kulewati berbagai musim demi lindasan-lindasan telapak kotor manusia egois. Keserakahan yang menghujam kepala mereka tanpa ampun! Kau merasa dirimu penuh luka, padahal aku yang setiap hari berduka. Dicambuk oleh kerasnya fakta dunia akibat membela diriku yang hampir terpisah dari jiwa. 

ypreal

Mengapa hidup selalu mencambukku layaknya aku seekor kuda yang harus bekerja keras! Mengapa aku dipaksa menjadi bunga mawar yang mudah layu padahal aku ingin menjadi kaktus yang kuat diterpa kemarau? Aku tidak pernah mengerti oleh alur hidup yang Tuhan berikan, namun tak bermaksud lancang juga memberi keluh pada takdir yang sudah disediakan... 
          Aku, hanya bertanya, tentang nasib...