Gdstya

Gdstya

@ Gdstya  oke makasih ya zita
Reply

zitazii

@Gdstya iya kak ntar aku mampir baca..
Reply

Gdstya

@ Gdstya  "Sephie, what are you doing, babi?" Eran berteriak hingga beberapa murid yang masih berada di lingkungan sekolah menoleh ke arahnya. Ada yang menahan tawa, ada pula yang menatap heran.
            
            "Lo gak liat apa bego? Gue lagi jalan," Sephie membalas pertanyaan Eran dengan jutek. "Sekali lagi lo panggil gue babi, gue potong kemaluan lo yang pendek itu!" Sephie melotot tajam ke arah paha Eran sembari memperagakan gerakan memotong. Melihat hal itu, Eran segera menutup bagian kemaluannya. Tapi, bagaimana mungkin?
            
            "Lo kok bilang gitu sih Sep?" 
            
            "Lah, bodo, mulut gue ini." 
            
            "Lo belom jawab pertanyaan gue." Eran menyamakan langkahnya dengan Sephie. Remaja perempuan itu mempercepat langkahnya.
            
            "Apaan sih Eran, gue udah jawab." 
            
            "Gue tadi nanya, lo mau kemana?" Eran berkata dengan nada yang pasrah dan frustasi. Wajahnya mendadak sendu. Dalam hati Sephie ingin tertawa, tapi dia terlalu kesal dengan remaja laki-laki di depannya ini.
            
            "Gini ya, Eran bego, lo buka kamus dulu, terus salin tuh pertanyaan lo!" Nada yang awalnya lembut, tergantikan oleh nada yang mulai meninggi. Tanpa pikir panjang lagi, Sephie segera meninggalkan Eran yang mulai sibuk membuka kamus setebal empat sentimeter.
            
            "Brengsek!" Eran mengumpat tatkala melihat bahwa apa yang dikatakan Sephie benar. Ternyata dia salah bertanya.
            
Reply