#MainFiksi (Sepatu, Kesandung, Bandung)
Bandung, 2050
Seorang gadis melangkahkan kakinya di jalanan setapak yang tidak terlalu ramai, namun juga tidak terlalu sepi. Ia menuju sebuah toko kue yang terletak tidak jauh dari posisinya sekarang. Sembari berjalan, ia memandangi jalanan yang penuh dengan kendaraan ramah lingkungan dengan bentuk yang bermacam-macam---bahkan ada banyak sepeda dan otopet berterbangan---yang sedang 'booming' dan dipakai oleh berbagai kalangan, baik yang muda maupun yang tua.
Gadis itu asyik memandangi otopet yang berterbangan, saking asyiknya, ia tak sadar, sepatunya menginjak sebuah benda. Ia terlonjak kaget. Belum sempat ia membetulkan posisinya agar dapat berdiri tegak kembali, ia justru terjatuh dengan kepala yang mendarat terlebih dahulu.
Namun ketika ia hendak membetulkan posisi duduknya, mengapa ia tidak berada disekitar jalanan yang ramai---tapi justru berada di sebuah ruangan aneh dengan perabotan yang semuanya berwarna putih?
Ia meneliti benda-benda disekelilingnya. Mana benda yang tadi ia injak?
Ah, disitu rupanya. Benda itu terletak di dekat sebuah sofa putih. Benda itu tidak terlihat asing. Ia mencoba mengenali jenis benda itu.
Rupanya, itu adalah sebuah tempat pensil jebakan. Bukan sebuah tempat pensil biasa---tempat pensil itu bisa mengantarkan kita ke tempat yang kita inginkan---ke tempat terasing sekalipun, tergantung pada keinginan sang pemilik tempat pensil tersebut.
"Siapa sih, yang memasang jebakan ini?" batin gadis itu. Gadis itu pun menyalahkan dirinya sendiri, tahu begitu, ia tidak akan terlalu fokus memperhatikan otopet-otopet yang berterbangan dimana-mana.
Sialnya, ia diantar ke tempat yang belum pernah ia datangi. Bagaimana caranya ia kembali ke rumah? Entahlah, gadis itu butuh waktu untuk berpikir.