Halo Amsterdam!

37 8 2
                                    

Gadis itu turun dari taksi, menghela napas panjang dan bermonolog, "Halo Amsterdam! Jae udah sampe disini, dan.. tunggu gue Rak."

Jasmeen Alishba Eiliyah, gadis yang tadi turun dari taksi dan memanggil dirinya dengan sebutan Jae. Jae telah mengambil langkah yang besar dengan memutuskan pergi ke Amsterdam untuk mencari seseorang yang membuatnya menginjakkan kaki disini. Jae mengeluarkan ponselnya dan membuat sebuah cuitan di Twitter, "Dan aku telah pergi sejauh ini bukan untuk kecewa, aku hanya ingin membuktikan apakah kekuatan cinta itu nyata atau hanya sekedar bualan belaka?"

Jae menaruh kembali ponselnya ke dalam tas, ia menatap sebuah gedung apartemen dihadapannya, Apa yang gue lakuin sekarang ini bener ga, ya? Kalaupun yang gue lakuin ini salah, gue dapet pelajaran berharga yang mungkin ga bakal gue dapetin kalo gue berhenti berjuang.

Ia mulai melangkahkan kakinya masuk menuju apartemennya.

Brukk

Jae menabrak seorang gadis yang tengah membawa banyak buku.

"Maaf maaf," ucap Jae spontan dan kemudian ia segera membantu gadis itu mengambil buku-buku yang berserakan. Sementara gadis dihadapannya yang tengah sibuk mengambil buku-bukunya yang berserakan terdiam mendengar ucapan maaf Jae.

"Aduuhh Jae! Inikan Amsterdam ngapain pake bahasa Indonesia," ucapnya sambil menepuk jidat.

Gadis itu rupanya mendengar ucapan Jae dan menyahut, "Saya.. phaham kogh."

Jae terdiam sejenak mendengar penuturan gadis bule dihadapannya dan ia kembali meminta maaf, "Maaf ya, ga sengaja."

"Tidagh apa-apa, kamu pasti baru ya?" Sekali lagi gadis itu membuat Jae terheran sekaligus ingin tertawa karena pelafalan kata gadis itu tak begitu jelas tapi ia tahu bahwa menertawakan orang apalagi di negerinya sangatlah tidak sopan.

"Iyaa, permisi ya," ucap Jae.

"Thunggu!" Seru gadis itu.

"Ya?" Sahut Jae

"Ourang Indonesia biasanya suka kenalan, kenapa kamu tidagh?"

Jae sekali lagi harus menahan tawanya, Nih orang suka nonton sinetron Indonesia kali ya? Bisa-bisanya dia nanya kayak gitu, tapi mungkin dia bakalan jadi temen pertama gue disini, okelah.

"Kenapa diam? Kamu tidagh suka kenalan?" tanya gadis itu

"Bukan gitu, e-e yaudah kenalin namaku Jasmeen panggilnya Jae aja," ucap Jae sambil mengulurkan tangannya.

Gadis itu menjabat tangan Jae dan berkata, "Halo Jae, aku Anastashia tapi aku buru-buru, ini kartu namaku," ucap Anastashia sambil menyodorkan sebuah kartu nama.

Tapi kan gue ga nanya, gue juga ga minta Anastashiaaaa!

Jae menerima kartu nama itu sambil berkata, "Oh, makasih. Aku juga harus rapiin apartemenku, sampai ketemu lagi, daah!"

Anastashia pun pergi meninggalkan lobby apartemen dan Jae hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Ada ya bule kayak gitu?

Jae kembali pada tujuannya, ia memasuki lift lalu menekan nomor 3 dan lift pun mulai menutup. Sesaat sebelum lift menutup, sebuah kaki menahan pintu lift tertutup, kemudian masuklah pemilik kaki tersebut, seorang lelaki dengan badan tinggi yang fokus pada ponselnya.

Kenapa sih banyak orang aneh disini?

Kini pintu lift benar-benar tertutup, ia kemudian menekan tombol nomor 3 dan lelaki tadi melepas perhatiannya pada ponselnya kemudian melirik Jae dengan wajah kecut. Jae merasa tidak asing dengan wajah itu, siapa ya?

Jae kemudian melirik sekilas ponsel lelaki itu dan ia melihat lelaki itu tengah membuka Twitter dan yang sangat membuatnya heran adalah cuitannya yang tengah dilihat fokus oleh lelaki itu, loh dia mutual gue? Berarti dia orang Indonesia dong? Atau cuitan gue cuma lewat aja kali ya?

Pintu lift terbuka, Jae pun keluar dari lift meninggalkan lelaki tadi dan kemudian berjalan menuju apartemennya.

Tak butuh waktu lama, Jae kini sudah berdiri di depan pintu apartemennya. Ia kemudian mengeluarkan kunci apartemen dan membuka pintu.

"Yeah, here we go!"

Chapternya pendek ya? Tapi tenang aja, chapter selanjutnya bakal lebih panjang dan akan update lebih cepat kalau banyak yang penasaran sama kelanjutannya. Cya~

(MESKI ADA) JARAK [ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang