➸ 0.5

5.3K 577 37
                                    

Read it, enjoy it, and give your vote + comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Read it, enjoy it, and give your vote + comment



▌▌▌▌▌▌▌▌








Pagi-pagi sekali Niki sudah menangis memanggil-manggil ibunya dan menolak untuk dimandikan, karena itu membuat Jisung kewalahan. Akhirnya lagi-lagi Jisung mengeluarkan cara licik, ia membujuk Niki untuk sarapan terlebih dahulu dengan menu sereal coklat plus es krim vanilla.

Sarapan dengan es krim? Benar-benar ide yang buruk, namun Jisung tidak punya pilihan. Mata Niki berbinar-binar mendengar es krim di sebut-sebut. Bocah itu berhenti menangis dan mengikuti Jisung ke ruang makan dengan suka rela. Niki duduk menanti Jisung selesai menyiapkan sarapan untuknya dan bocah itu hanya memandangi Jisung yang kerepotan dibantu oleh Halmeoni.

Walaupun Jisung bisa memasak namun semenjak tinggal dengan Halmeoni, Jisung tidak pernah lagi turun ke dapur, karena itu ketika dia harus menyajikan sarapan untuk Niki dia agak kesulitan, terbukti dengan tampilan menunya yang berantakan. Tapi kelihatannya bagi Niki penampilan tidak masalah, yang penting es krim dan sereal.

Jisung tahu meja makan terlalu tinggi untuk Jiki, jadi dengan tenaga penuh Jisung berusaha menaikkan Niki kepangkuannya agar bocah itu bisa menyendok makanannya sendiri. Jisung senang melihat Niki menyendok sereal dan memakannya dengan hati-hati. Niki mengunyah dengan sangat pelan dan teratur, berbeda sekali dengan saat bocah itu makan pizza semalam.

"Sayang, bisa bantu aku?" Sungchan berteriak dari pintu kamarnya.

Hari ini Jisung lupa menyiapkan pakaian kerja untuk Sungchan, begitu bangun tidur dirinya benar-benar berkonsentrasi untuk menghentikan tangisan Niki dengan berbagai cara. Jisung memandang Halmeoni yang juga menatapnya. Ia menghela nafas berat karena ternyata kesibukannya belum berhenti sampai di situ.

"Kau pergilah bantu Sungchan, biar Niki di sini bersamaku." Jisung merasa lega, tapi hanya sebentar karena ternyata Niki tidak mau di tinggal.

Pada akhirnya Jisung terpaksa memutuskan untuk membawa piring berisi sereal dan es krim serta susu Niki ke kamarnya. Mungkin dia akan membiarkan Niki makan di atas sofa Da Vincinya. Bayangan tentang sofa Da Vinci putih yang belepotan dengan es krim dan sereal melintas, Jisung menggeleng tidak terima.

"Baiklah. Niki boleh ikut paman ke kamar, kita sarapan di sana. Tapi janji ya, makannya jangan belepotan di sofa!" Niki mengangguk senang.

Dengan gerakan cepat Jisung menyusun semua sarapan Niki di atas nampan kayu dan membawanya ke dalam kamar, Niki mengikuti Jisung sambil bergelayutan di ujung kemeja biru tua yang Jisung kenakan. Setelah meletakkan Niki beserta sarapannya di atas sofa Da Vinci yang sudah dialasi kain hitam, Jisung bergegas ke lemari dan memilihkan kemeja yang akan dipakai Sungchan ke kantor.

✔️HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang