"BANGUN! KA INI SUDAH JAM TUJUH PAGI KAMU TERLAMBAT KESEKOLAH!" Suara nyaring nya mengusik gendang telinga, pagi-pagi begini Ibu sudah berteriak marah-marah. Dan katanya ini sudah jam tujuh , heh? Jam tujuh?
Aku langsung terbelalak, nyawa belum tersambung aku melakukan atraksi lompat dari kasur dan langsung menuju ke kamar mandi. Ibu hendak mengomel tapi tidak jadi. Kenapa sudah sesiang ini sih? Ya ampun!
"Ibuuu kenapa tidak membangunkan dari tadi?" Rengekku dikamar mandi.
"Lha, jam enam sudah Ibu bangunkan tapi katamu sebentar lagi makannya ibu langsung tinggal kepasar."
"Perasaan aku gak bilang deh, hari ini mana mungkin bolos sekolah. Bagaimana ini Bu?"
"Kok malah tanya? Ya tetap sekolah biarpun terlambat gak usah mandi kamu mandinya lama, cuci muka saja terus pakai minyak wangi."
"Tapi kan..."
"Gak usah tapi-tapi!"
Huh sudahlah terlambat gak mandi pula apa kata dunia? Bahkan berangkatnya saja tidak diantar Ibu, langsung saja berlari ke pangkalan ojek dan cus ke sekolah.
Namaku Kashika remaja normal yang biasa saja, tidak cantik-cantik amat, tidak tinggi-tinggi amat, tidak pintar-pintar amat. Pokoknya hidup dan terus tumbuh aja. Aku ini masih duduk di bangku SMA kelas XI(masih muda kan?) Kalau soal kehidupan aku memang biasa saja seperti yang aku jelaskan tadi, aku ini remaja normal. Menyukai sesuatu yang juga remaja lain sukai.
Tapi untuk beberapa hari ini tidak ada yang normal, beberapa kali aku menganggap diriku aneh. Mendengar suara-suara aneh dan bermimpi yang aneh-aneh. Orang itu siapa?
"Neng, sudah sampai nih."
"Eh, i-iya Pak. Ini ongkosnya."
Aku turun dari motor. Menyerahkan uang ongkos. Bergegas menuju gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat, kecuali gerbang di parkiran guru. Yosh siapa yang mau berakal disitu ada jalan.
Parkiran guru memang sepi bahkan sering dijadikan penyelinapan bagi Siwa yang terlambat dan aku bisa menirunya, menyelinap sana menyelinap sini aku juga ahli meski baru pertama kali. Aman-aman bahkan sampai dikelas aku tidak terlihat seperti orang yang terlambat. Dikelas aku juga merasa tidak ada yang mengajar meski pintunya ditutup dari luar karena candaan mereka terdengar keras sekali,yes berarti hari ini aku beruntung!
Kubuka pintu kelas dengan senang hati tapi membukanya tidak hati-hati. "Belum pelajaran?!" Tanyaku berseru riang, tiba-tiba saja seisi kelas jadi terdiam. "Kenapa terdiam? Ah, iya-iya tadi aku bangun kesiangan jadinya telat. Belum pelajaran kan?" Tanyaku lagi, mereka masih terdiam memperhatikan. Mungkin saja ini pertama kalinya mereka melihatku terlambat, masa bodo aku terus berjalan sampai ke mejaku. Duduk santai, menghela napas, berbincang-bincang bersama teman sebangku ku yang juga terdiam.
"Eh, Sinta! Belum pelajaran kah?"
Sinta yang tadi terdiam mulai menggeleng.
"Syukurlah, aku aman."
"Memang belum pelajaran tapi ini baru perkenalan." Ucapnya, bukan suara Sinta tapi suara orang yang duduk di meja paling depan menghadap meja murid.
WHAT? si-siapa dia? Lha? Aku memasang wajah bingung ke Sinta, dia membisikkanku sesuatu.
"Kamu anak yang terlambat, cepat kemari!" Tegasnya. Duh jadi gelagapan deg-degan juga.
Kuturuti saja deh menuju meja guru dengan perasaan yang berkecamuk ria. Matilah aku apalagi dia guru baru. Baru sampai di mejanya saja aku sudah menunduk tak berani menatapnya.
"Siapa namamu?"
"Ka-kashika."
Dia bangkit dari tempat duduknya, mendekatiku. "Siapa namamu?"
"Kashika Pak."
"Siapa?"
"Kashika Pak."
"Woy, lihat mata saya! Baru jawab!" Bentaknya, galak bener dah. Aku mendongak pelan-pelan guna menatap matanya, dia tinggi banget kira-kira 190cm apalah dayaku yang 158cm? Ketika mataku menatap mata guru baru ini begitu mengagumkan, matanya amat sangat super duper bener banget ambyarrr indah. Bulu mata yang lentik, bola mata yang cemerlang, kulit putih bersih. Guru apa dia?
"Siapa namamu?"
"Kashika, nama saya Kashika." Dia tersenyum puas, aku masih fokus ke matanya. Bukankah mata seperti ini tidak asing?
"Nama saya Satria guru seni budaya. Kashika, kamu boleh duduk kembali."
"Ba-baik." Aku kembali ke bangkuku. Mata yang indah sampai aku duduk dan diajak bicara oleh Sinta aku masih fokus menatap matanya dari kejauhan.
'Kenapa?'
Suara itu?
"Baiklah, saya akan memulai pelajarannya. Kalian buka paket Bab 2 dan saya akan menyuruh Kashika untuk membacanya, kamu sudah siap Kashika?"
'Apa yang kau pikirkan?'
'Lucu sekali, jangan memikirkan hal yang seharusnya tidak kamu pikirkan.'
"Kashika kamu dengar saya tidak?" Tanya Pak Satria.
"Dengar, saya dengar suara." Jawabku linglung.
"Ya iyalah dengar suara, ayo cepat baca Bab 2."
Aku membuka buku paket, dan mulai membaca satu paragraf tapi tiba-tiba saja telingaku berdenging. Aku terjeda beberapa detik.
"Kenapa Ka?" Tanya Santi, aku menggeleng sebagai jawaban dan melanjutkan bacaan.
Telingaku malah menjadi-jadi dan kepalaku terasa sakit, pandanganku menjadi buram.***
Ah sial, sisa jam pertama sampai jam ke empat aku hanya di UKS. Sinta menemaniku, katanya aku pingsan tiba-tiba dan badanku menjadi panas. Aku baru tersadar saat satu jam setelah pingsan.
"Kalau kamu sakit kenapa mesti sekolah?" Tanya Sinta cemas.
"Aku gak sakit kok, ini cuma tiba-tiba aja telingaku berdenging terus kepalaku sakit."
"Hah? Kirain kamu sakit badanmu juga panas sih."
Benar-benar aneh, usai mendengar suara itu telingaku berdenging. Suara yang ada didalam mimpiku.
"Tapi syukurlah kamu sudah sadar dan tidak ada apa-apa kami sekelas sempat panik bingung mau berbuat apa, untung saja ada Pak Satria yang bawa kamu ke UKS. Dia adalah satu-satunya orang dikelas yang bersikap tetap tenang."
"Hah? Jadi yang membawaku Pak Satria?"
Rasanya malu banget apalagi dia guru baru disekolah ini. "Terus gimana? Dia tidak mengeluh tubuhku beratkan?"
"Tidaklah."
"Dia tidak mengeluh aku bau badan karena gak mandi kan?"
"Ti....apa? Kamu gak mandi hari ini?"
"Ya tidaklah, karena terlambat hehehe."
Sinta menggeleng takzim. "Pantas saja kamu pingsan mungkin karena baru badanmu sendiri."
Sepertinya yang sakit otak Sinta dan bukanlah aku, mana mungkin aku pingsan karena bau badanku sendiri? Aku merasa pingsan karena suara-suara itu tidak kurang dan tidak lebih.
"Sudah-sudah lanjutkan istirahatnya biar cepat sembuh Kashika. Di UKS enak juga bisa jajan sebelum bel istirahat."
"Huh, kamu ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gojou Satoru
RomanceSeseorang yang selalu merasuki pikiranku, disetiap mimpi. Membawaku kepada sebuah kenyataan yang sebenarnya. Chara dari manga Jujutsu kaisen milik Akutami Gege.