Mungkin bahasanya akan cukup kotor untuk sebagian orang, jadi bagi yang kurang berkenan aku minta maaf...
.
.
.
Rupa bangun tidur Luffy yang tengah terkungkung di antara lengan kokoh Law benar-benar tampak indah. Memandanginya seharian penuh mungkin bukanlah ide buruk bagi seorang budak cinta macam Trafalgar D Water Law. Meski demikian bukankah hal ini sangat mubazir untuk dilewatkan? Dari pada cuma dilihat, bukankah akan lebih baik jika dinikmati lebih? Lagi pula pemuda manisnya sudah memasrahkan diri sepenuhnya kepadanya.
Baiklah! Itu mungkin hanyalah sebuah ide cabul seorang pria dewasa yang sudah melewati masa pubertasnya beberapa tahun silam. Tapi manusia mana yang tahan berhadapan dengan iblis semanis Monkey D Luffy?
Rasanya tidak mungkin ada!
Dengan berbekal keyakinan tak masuk akalnya tersebut, Law perlahan membelai wajah Luffy dalam tatapan penuh damba.
Ah, sekali lagi sang dokter muda tanpa sadar memanjatkan rasa syukurnya karena sudah ditakdirkan menjadi pemilik dari mahluk super manis di bawahnya ini.
Luffy pun hanya pasrah menyambut segala sentuhan pria lebih besar di atasnya. Menurutnya menolak pun percuma! Law yang sedang bernafsu tak akan mungkin melepaskannya seberapa keras pun ia menghindar.
Dalam hitungan setengah menit, napas Luffy sudah memberat sebagai imbas dari ciuman menuntut Law. Belum lagi tangan berotot pria tersebut segera bergerilya meraba serampangan ke atas permukaan kulit tak berbungkus Luffy, masih sisa dari perhelatan panas keduanya semalam-sehingga tak ada dari mereka yang sempat berpakaian usai ronde keempat persetubuhan melelahkan tadi malam.
Mengesampingkan keram dan pegal di pinggang, kedua kaki Luffy otomatis mengangkang saat satu tangan Law meraba lembut selangkang terdalamnya. Ciuman terlepas, lenguhan pertanda geli yang bercampur nikmat serta-merta mengiringi adegan setelah itu, yaitu ketika kedua lengan Law semakin melebarkan paha mulus namun penuh bercak kemerahan tunangannya.
"Ahh....Toraoooh...cepatlah!"
Napas Luffy bertambah tak teratur, sementara ujung telunjuk kanan Law membelai area tersensitif terkasihnya yang nampak berkedut penuh semangat. Permukaannya masih basah, bengkak dan juga merah, pertanda belum lama ini digunakan. Dan memang baru semalam area tersebut dilewati oleh miliknya hingga berkali-kali.
Asal tahu saja, bukan hanya Luffy seorang yang saat ini sedang terengah oleh rangsang birahi, tapi lebih dari itu rupanya si dokter jenius tersebut sejak tadi sedang berusaha menahan diri supaya tidak langsung melakukan adegan inti dari bersetubuhan pagi mereka.
Jiwa budak cinta Law memilih bersabar memberikan serangkaian sentuhan-sentuhan perangsang gairah agar mahluk terkasihnya tidak tersakiti dan bisa menerima Law kecil perkasa miliknya seutuhnya, bukan hanya sekedar pengorbanan suka rela demi memuaskan nafsu bejat sang dokter bedah.
"Sabar ya, kau bisa kesakitan kalau terlalu buru-buru."
Senyum Law terlihat tulus dan teduh ketika berujar, berkebalikan dengan jiwa kotornya yang sebenarnya tengah membayangkan 'alangkah indahnya jika dia bisa membuat Luffynya berteriak penuh ampun akibat keperkasaannya.'
Tapi angan bejat tersebut segera tertutupi oleh rasa cintanya yang terlampau dalam pada sang kekasih, sehingga bukannya segera menghabisi Luffy seperti yang ia lamunkan, Law kembali meraup belah ranum semanis madu si manis. Melumatnya penuh kasih, menjilatnya hati-hati, dan menelusupkan lidahnya dengan lembut untuk semakin menerbangkan angan si lebih muda ke langit ke tujuh.
Luffy hanya sedikit berjengit dan melenguh kecil saat keperkasaan Law mulai menerobos lubang bengkak namum tetap sesak miliknya di bawah sana. Seperti yang sudah diduga, daging hidup itu langsung disambut oleh rengkuhan panas rektum basahnya.
Ciuman terlepas begitu milik Law sudah seutuhnya berada di dalam diri Luffy. Tak lebih dari lima detik berikutnya Law segera menggerakkan pinggangnya, disambut oleh lenguhan tersendat si manis yang tampak tak berdaya menerima kuasa sang pria dominan.
"Ngghh!"
Begitu pun Law, ia menggeram kuat tiap kali tarikan pinggangnya dimajukan. Napasnya makin memberat dan pikirannya sudah sepenuhnya terselubungi birahi.
Tak ada acara menyesap puting ranum Luffy, tak ada pula acara melumuri tubuh indah Luffy dengan jilatan penuh saliva basahnya, hanya demi meninggalkan bekas kemerahan sebagai bukti kepemilikan. Lagi pula ia sudah melakukan lebih dari itu tadi malam____Law saat ini lebih memilih untuk berpacu dengan waktu menikmati segala gesekan, juga pijatan pada juniornya di dalam lubang panas Luffy, sembari memandangi wajah terangsang pemuda kecil tersebut yang tampak tak berdaya di bawah kuasanya.
"Akhhh....!"
Lenguhan pasrah Luffy pun sudah lebih dari cukup menjadi pemacu adrenalin kotornya. Dan sepertinya pria jenius satu ini malah memiliki ide mutahir atau sebut saja sinting____untuk menjadikan rintihan birahi sang kekasih sebagai nada dering tunggu.
"-Toraoohhh...
...lebih!"
Seakan ditantang, senyum Law kembali mengembang penuh suka cita. Tarikan pinggangnya setelah itu pun menjadi semakin kasar dan tanpa ampun.
Pagi itu suara Luffy berakhir menjadi serak karena terlampau banyak melenguh dan mengerang menerima perlakuan 'kasar' Law.
.
.
.
Usai menyelesaikan satu sesi penuh birahi mereka, keduanya memutuskan untuk mandi. Dan tentu saja mereka melakukannya secara bergantian agar aliran nafsu yang masih memercik di dalam diri keduanya-terutama Law bisa terputus.
Sudah pasti seribu persen yakin pria itu akan kembali mencumbu tunangan kecilnya jika sampai melihat tubuh telanjang si manis yang tampak seksi terguyur oleh shower mandi tersuguh gratis di hadapannya. Alhasil pria dewasa itu pun lebih memilih menyiapkan sarapan mereka sebelum giliran mandinya tiba.
Berhubung Luffy adalah manusia yang tidak begitu betah berlama-lama di kamar mandi, ia pun menyelesaikan ritual tersebut hanya berselang waktu tak lebih dari sepuluh menit___atau malah kurang dari itu.
Law menyambutnya dengan senyum teduh, sembari meletakkan piring berisi nasi goreng sosis sapi ke atas meja makan. Si bocah D pun tampak kegirangan menghirup aroma masakan sang kekasih.
Ia segera melompat ke atas kursi, dan menggali piring jumbo di hadapannya menggunakan sendok yang sebelumnya sudah ia comot di atas pentri dapur. Melihat itu, Law hanya menggeleng maklum, seakan hal tersebut sudah biasa terjadi.
"Sudah kubilang keringkan rambutmu setelah mandi!" Tukas Law menghela ringan.
Pria itu pun segera menarik handuk kecil di seputaran leher Luffy, sebelum serta-merta menggosok-gosokkannya ke atas rambut basah tunangannya dengan penuh kasih. Sementara itu Luffy hanya nyengir lebar menerima perlakuan lembut tersebut.
Membuatkan sarapan, memberikan teguran ringan atas keteledoran Luffy, setelah itu masih dengan sabar mengeringkan rambut basah Luffy. Dari pada disebut kekasih, bukankah Law lebih mirip seperti sosok ibu bagi Luffy?
Tapi...
Memang seperti itulah hubungan kisah kasih keduanya bisa terbangun dan bertahan hingga kini.
"Torao, aku mau bekal nasi goreng seperti ini untuk makan siangku di kampus nanti."
Masih sibuk mengeringkan rambut Luffy, Law hanya mendengung ringan sebagai jawaban persetujuan.
.
.
.
tbc
Maaf kepada seluruh fan Trafalgar D Sundere Law🙏
Harusnya Law itu sosok yg sundere, tp di book ini malah kuubah jd m-e-s-u-m😅Masalahnya kalau gak mesum, book ini nggak mungkin bertahan
Maka dari itu makasih untuk semua reader-san yg udah bersedia baca, terlebih yang sering ulang baca book ini🙇🙌
Aishiteru😻
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsmellow [pindah ke akun baru]
FanficUntaian kisah manis keseharian sepasang kekasih beda usia