"Suasana malam ini terasa dingin sekali ya.."
Ujarku pada salah seorang temanku.
"Ehmm.. nor niet." Katanya santai.
Aku yang seakan tak peduli dengan jawabannya, berjalan menyusuri jembatan layang yang panjang itu dengan angin malam yang menyapaku perlahan.
Aku yang saat ini dipenuhi dengan kekalutan, pikiran yang kacau dan juga kepenuhan dengan kejadian yang sepanjang hari ini, terus berfikir..
Ternyata ada ya, keindahan semacam ini di dunia yang kejam ini. Ujarku pelan.
"Why you leave me 'lone?" Ujar temanku yang berlari penuh kesal ke arahku memecah keheningan malam yang kunikmati ini.
"Sssttt.." secepat kilat tanganku melesat ke arah mulutnya dan membuat nya terdiam.
" I still thinking bout my beloved friend.." lalu aku berlari meninggalkannya sambil tertawa.
Malam ini ketika aku berjalan di tengah sepinya kota, aku ingin sekali melihat mu dan menggenggam tanganmu.
'Apa Kabar kau disana, Mark?'
Sebuah pertanyaan yang sudah lama tak menghantuiku, malam ini terlintas seketika seperti hujan es yang turun di malam natal.
Ini masih November!! Kataku Cepat.
"Hey Liz, Look, How beautiful they are." Seorang temanku yang bernama Haisan menunjuk ke arah langit yang penuh bintang.
"Ah Really Beautiful, but wait..." -_
"It'll be bad, if you are here.." Kataku dengan sedikit ejekan ke arahnya.
Aku berlari agar dia tak bisa mengejarku, secepat angin yang menyapa yang tak pernah kurasakan sebelum nya ketika berada di Indonesia.
Yaa, as you know.. sudah beberapa bulan aku tak bertemu Mark setelah aku mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar ke Europe.
Waktu itu aku tak menyangka, dia akan melepas ku begitu saja, tapi ya sudahlah. Aku akan buktikan bahwa aku bisa dipercayakan untuk berada disini.
Padamu juga Mark, kuharap kau baik-baik saja di sana. Dengan beberapa teman-teman yang selalu ada di sampingmu. Aku juga akan berjuang disini. Ujarku dalam hati.
"Ah I forgot that you are Famous" -_
"I wanna saw you gain, MARK!!!"
Teriakku ke arah bukit yang menjulang tinggi dan lembah yang berada di sela-sela nya. Gema nya membuatku tertawa ternyata sejelek itu kah suaraku 😅
Waktu berjalan sangat lambat ketika aku berpisah dengan Mark.
Lambaian tangannya yang mengucapkan salam perpisahan pun masih terngiang di benakku.Kata-kata terakhir nya yang membuatku terus bertahan dengan kondisiku saat ini pun masih teringat jelas dalam setiap mimpiku.
Aku tak tahu dia bagaimana sekarang yang jelas aku tau dia pasti sedang berusaha untuk membangun apa yang menjadi impiannya. Tanpa aku yang selama ini mungkin jadi beban untuk Mark.
Masih kubayangkan dimana dia menjalani kegiatannya yang dulu pernah kami lakukan bersama.
Aku juga merindukan dimana bisa melihatnya bermain basket dan lapangan dipenuhi sorak penonton juga sorak dari para Cheerleaders.
YOU ARE READING
You are Still the One
Romance"Masih banyak misteri yang terjadi antara kau dan aku, Mark." Begitu juga hal hal disekitar mereka banyak yang terjadi. Apakah kalian masih penasaran bagaimana kisah kelanjutan Mark dan Shinz juga teman-teman mereka?? Apakah Shinz dapat menyelesai...