Dikehidupan Selanjutnya; Aku Akan Menjadi Kekasihmu.

41 3 3
                                    

     KRIIING

     Dering ponsel terdengar mengiringi setiap langkahku yang kini tengah mengobrak abrik isi tasku, lalu mengangkat ponsel tersebut tanpa sempat melihat siapa penelfonnya. Aku berbincang dengan nada yang cukup tinggi, pagi hari yang cerah itu akhirnya di isi oleh kerutan dahiku yang kian lama kian membanyak.

     "Kenapa? Diomelin bapak lo lagi?" Julia tertawa geli melihat mimic wajahku yang sepertinya sudah layaknya benang kusut.

     "Gitulah, lagi jamannya virus ginikan. Biasa bokap gue masih parno kalau gue keluar rumah." Aku menjawab sembari mengambil tempat duduk dihadapannya, kami memang tengah berkumpul untuk sekedar melepaskan stress disebuah kafe yang cukup ternama di kota ini. "Loh Nia mana? Bukannya kalian bareng?"

     Julia menunjuk ke arah yang berlawanan menggunakan dagunya, yang sontak membuatku menoleh seketika dan mendapati Nia tengah berdiri menunggu pesanannya datang.

     "Kecil amat sih ntu anak, gak keliatankan jadinya." Komentarku yang memang merasa jika Nia semakin hari semakin mengecil.

     Tak lama kemudian akhirnya gadis itu berjalan menghampiri kami dengan nampan yang berisi berbagai macam makanan, wah lihatlah bagaimana bisa dia memesan banyak makanan begitu namun tubuhnya tetap kecil? Sungguh, dunia memang tidak adil.

     "Telat lagikan lo, kebiasaan emang. Cape tau gue nungguin lo doang." Gadis itu merengut sembari meraih kentangnya dan duduk disebelahku.

     "Yaelah, telatan dikit doang Ni. Sensi deh lo." Aku meraih beberapa kentangnya, merasa sedikit senang ketika merasakan perpaduan rasa asin dan pedas dimulutku.

     Kami berbincang cukup banyak, menceritakan bagaimana kehidupan kami masing masing setelah lama tidak bertemu. Sebenarnya tidak selama itu juga, hanya beberapa bulan saja karena Vanessa yang sibuk dengan tugas kuliahnya, Nia yang tengah mempersiapkan diri untuk ujiannya dan aku yang pengangguran.

     Sebenarnya tidak pengangguran juga karena seharusnya saat ini aku sudah menginjak bangku kuliah semester 1 namun karena aku merasa sepertinya diriku kurang cocok dengan kampus dan jurusan yang kupilih sehingga aku memutuskan untuk berhenti dan berencana mengikuti tes jalur masuk universitas tahun depan.

     Sementara itu, Nia berbeda angkatan denganku dan Julia yang memang satu angkatan, gadis ini satu tahun dibawah kami. Saat ini ia tengah sibuk sibuknya belajar untuk ujian yang akan menjelang. Dan hari ini adalah waktu yang tepat untuk berkumpul karena kebetulan mereka memang sedang lowong.

     Lalu setelah cukup lama berbincang, Julia tiba tiba saja membulatkan kedua matanya sepertinya ia terkejut akan sesuatu.

     "Kenapa Jul? Lo kesambet?" Tanya Nia yang juga menyadari perubahan mimik wajah gadis itu.

     "I-itu Ni, noh lo liat noh." Julia menunjuk ke arah lain, kulihat Nia tampak ikut terkejut melihat hal itu sebenarnya tidak terkejut dalam arti yang berlebihan. Mereka hanya terlihat seperti tidak menyangka akan bertemu seseorang.

     Akupun menoleh ke arah yang mereka lihat, ah itu rupanya yang membuat mereka sebegitu terkejutnya bahkan hingga memasang mimic wajah tak enak padaku. Aku tersenyum berusaha untuk menenangkan mereka yang tampaknya sudah sangat mengerti pada apa yang kini tengah kurasakan.

     "Balik aja yuk, kita lanjut dirumah gue aja." Finalku pada akhirnya sembari berjalan pergi dari café tersebut.

     Aku sama sekali tidak bergeming, pemandangan dicafe tadi cukup mampu untuk membuatku kembali memutar balikkan memoriku bahkan aku tidak menyadari jika saat ini kedua sahabatku tengah menawarkan secangkir cokelat panas yang memang cocok pada cuaca yang tiba tiba menggelap dan berjatuhan air bernamakan hujan ini. Kami kini tengah bergelung dikamarku dengan sepasang piama hangat untuk menyempurnakan hari ini.

SEBUAH KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang