"Jangan lupa vote and komentnya ya guys aku sangat berharap akan hal itu. Terimakasih semua"
Adara Lesham, gadis berusia tujuhbelas tahun harus meninggalkan rumahnya sendiri dikarenakan pewarisan harta yang tidak jelas dari mendiang nenek dan orang tuanya yang mendapat kecelakaan pesawat beberapa minggu lalu.
Paman, bibi dan anak-anaknya yang haus akan harta tak mendapat kesempatan bagi Dara untuk mendapat bagian.
"Lo harus pergi dari sini, dulu memang iya lo ratu disini. Tapi sekarang udah nggak!!. Bahkan sekarang lo gak lebih dari sampah.
Rumah lo itu disana gak disini."Bella menunjuk tong sampah didepannya seraya menendang tas Dara yang sudah berisikan baju dan keperluan sekolahnya yang tadi ia kemas.
"Hhhahaha.. Manusia serakah seperti lo semua gak akan bertahan lama."
Dara tertawa garing sambil menghapus air matanya, menatap tajam ke arah keluarganya yang sudah menjadi mantan beberapa hari lalu.
"Berani lo ya, udah jadi gelandangan aja sok lu!" Ucap Rehan kakak sepupunya yang sebelumnya sangat menyayanginya tapi Dara sadar jika itu semua hanya topeng belaka.
Dara tak menghiraukan ucapan manusia laknat itu dia hanya memikirkan kemana ia harus pergi sekarang. Dara kembali berfikir dengan otaknya.
"Lo pengen gue lakuin apa Bel?, gue akan lakukan apapun asal jangan usir gue dari sini Bel." Dara memohon bersujud di kaki Bella sambil menangis sesenggukan. Yang membuat Bella tersenyum penuh kemenangan.
"Gue akan lakukan apapun yang lo mau Bel Tolongin gue Bel.."
Ucap Dara sambil mendongak terlihat ada kesempatan Dara mengambil kunci mobil milik Bella yang ada ditangannya."Tapi boong...."
Teriak Dara memasuki mobil Red milik Bella meninggalkan rumah terkutuk itu."Dara!!, gadis licik!"
Ucap Bella terkejut karena kejadian itu berlalu begitu cepat."Bodoh!!"
Rehan mengatai adiknya yang bisa kecolongan."Hanya satu mobil, yang penting rumah dan perusahaannya sudah menjadi milik kita."
*****
Dara menepikan mobil yang tadi dibawanya ke Rumah makan milik Bang Jono, rumah makan yang besar nan selalu ramai karena murah meriah selalu menjadi langganan untuk Dara.
Cukup lama hingga Dara didalam toilet untuk merenung dan juga mengkasihani nasibnya yang begitu buruk. Selesai menenangkan pikirannya Dara kembali kedalam mobilnya.
Menekan tombol kunci yang ada di kunci mobil Namun pintunya malah terkunci.Aneh, pikirnya Dara kembali menekannya lalu terbuka, berarti jika tadi terkunci otomoatis mobilnya tadi tak terkunci. Dara memasuki mobilnya memeriksa apakah ada barangnya yang hilang.
"Syukurlah"
Ucapnya lega karena hanya benar-benar ini yang tertinggal untuk Dara bertahan hidup.Matahari sudah mulai ingin bersembunyi. Inilah yang nanti ditakutkan oleh Dara ia tak memiliki tepat tinggal ia bisa menjadikan mobil Bella sebagai rumah sementara.
Dara menepikan mobilnya didepan toko yang sudah tutup tak begitu kelam dan juga tak terlalu terang untuk nya memakirkan mobilnya. Sekarang ia harus istirahat dia perlu banyak tenaga untuk membiayai tempat tinggal dan makanan sehari-harinya.
Tidak mungkin dia harus selalu tinggal di atas mobil."Aaaa...
Mama kenapa nasib Dara begitu buruk, Ma...Pa.."
Dara meraung histeris menumpahkan kesedihannya yang begitu menyakitkan yang harus di alaminya ketika muda.Ke adaan mobilnya yang kedap suara membuat Dara bebas berteriak sesukanya.
Dara berhenti berteriak karena mendengar teriakan bayi bukan teriakan, tangisan bayi yang seperti berlomba menyaingi tangisannya yang begitu jelas ditelinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Cute Baby Boy,
Fantasia"Mmbu ano 'apal mmbu..." "Mmbbu.." "Mbu bu lo pikir gue babu lo apa!!"