Hari senin merupakan hari yang sangat melelahkan untuk kelas 10 A. Selain kewajiban untuk mengikuti upacara, mereka juga mendapatkan kelas olahraga. Di mana kelas tersebut berlangsung tepat setelah upacara selesai. Bisa dibayangkan bukan, betapa repotnya menjadi bagian dari kelas 10 A. Khususnya bagi siswa perempuan. Jumlahnya yang dominan dengan jumlah kamar kecil yang ada berhasil membuat mereka harus rela antre untuk mengganti pakaian. Kelas 10 A hanya memiliki 7 orang siswa laki-laki. Jadi siswa laki-laki tidak terlalu direpotkan dalam hal mengganti pakaian. Bahkan rata-rata dari mereka langsung mengganti pakaian di dalam kelas. Yaa.. begitulah realita yang terjadi di kelas ini.
Upacara sudah selesai sejak 10 menit lalu. Sedangkan kelas olahraga akan segera dimulai dalam waktu 20 menit dari sekarang. Para siswa perempuan ada yang sedang mengganti pakaian, ada yang mengantre di depan pintu kamar kecil dan ada juga yang masih santai di dalam kelas. Arumita salah satu murid yang masih melakukan aktifitas di kelas. Ia sedang asyik membaca novel miliknya yang ia bawa dari rumah.
Risma, pemilik kursi di depan Arumita. Ia tiba-tiba datang dari arah belakang dengan penampilan yang sudah rapih memakai seragam olahraga. Kedatangannya berhasil membuyarkan fokus Arumita, "Loh? Ganti baju di mana?"
"Hehe. Di belakang. Tadi ditutupin sama Mira." jawabnya sembari tersenyum kecil unjuk gigi. Arumita terheran. Bisa-bisanya ia ganti pakaian secara diam-diam di ujung kelas.
"Ampun deh, Risma. Untung lagi nggak ada anak laki-laki." kata Arumita sembari melihat ke sekitar.
"Ada mereka juga nggak apa. Orang gue pakai kaos double." ucap Risma memperjelas.
"Ooooh." Arumita kembali mengambil fokus untuk membaca novel. Sedangkan Risma melanjutkan aktifitasnya, yaitu merapihkan seragam yang sebelumnya ia kenakan agar tidak kusut ketika nanti akan dipakai kembali. Setelah selesai dengan aktifitasnya, Risma mengambil ponselnya di kolong meja, kemudian mengecek notifikasi di layarnya. Lalu ia menoleh ke belakang, memperhatikan Arumita dengan teliti dan hati-hati. Sejenak lirikannya beralih ke arah ponsel milik Arumita yang berada tepat di atas mejanya. "Rum..."
"Hmm..?"
"Rum.." Risma kembali memanggil Arumita yang masih fokus membaca.
"Hmm..? Kenapa?"
"Rum.."
Arumita yang sedikit geram, akhirnya memilih untuk menunda bacaan selanjutnya. Dilipatnya ujung kertas pada halaman akhir yang ia baca, lalu menutup novelnya dengan rapat, "Kenapa siih?"
"Ada yang ngirim lo pesan nggak?"
"Hah?" sama seperti kebanyakan orang. Arumita juga sering menggunakan ucapan reflek tersebut. Bukan karena ia tidak dengar melainkan ia ingin memastikan apa yang baru saja ia dengar. Sebab pertanyaan dari kawannya itu sedikit membingungkan.
Risma pun kembali menanyakan apa yang barusan ia sampaikan dengan koso kata yang lebih ia persempit, "Ada orang yang ngirim DM ke lo nggak? Sini gue mau lihat ponsel lo."
Dengan sigap Risma mengambil ponsel Arumita dan mencari tahu sendiri jawabannya. Sedangkan Arumita yang masih merasa kebingungan pun hanya diam tanpa mencegah apa yang sedang dilakukan kawannya tersebut. Sembari menunggu penjelasan Risma lebih lanjut, Arumita pun mencoba bertanya, "DM apaan memangnya?"
"DM yaa Direct Message." balas Risma memberitahu kepanjangannya.
"Maksud gue, DM apa? Dari siapa? Tujuannya apa?" Arumita yang awalnya menanggapi dengan cuek, kini mulai penasaran.
Sedangkan Risma yang tidak menemukan satu pesan yang menjadi jawaban atas pertanyaannya barusan langsung menaruh ponsel Arumita tanpa memberi penjelasan lebih lanjut kepada kawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER START NEVER ENDING (it's all about How Can I Have A Crush On You )
Teen FictionPernah ngebayangin nggak sih kalau orang yang selama ini cuma berani kamu pandangi secara diam-diam, tiba-tiba mengirimkan pesan kepadamu? Kalau jawabanmu, tidak, maka kita sama. Aku pun tidak pernah berimajinasi sejauh itu. Tapi siapa sangka ternya...