Masih di hari ke 28, saat Arin masih ditahan erat oleh Rama.
Arin memandang Rama bingung, sementara Dirga masih menunggu dan sudah berdiri di ujung sana menunggu Arin menghampiri.
"Kak Rama ... aku ... "
"Arin! Sini!"
Arin kembali menoleh diikuti Rama, dan Juan sudah berdiri di depan pintu koperasi.
Juan memberi tanda agar Arin lekas datang.
Rama menahannya, Dirga memintanya untuk datang dan Juan juga memanggil. Arin harus bagaimana?
Tapi kalau dipikirkan, ia tak perlu repot memilih.
Juan adalah ketua tim, tentu dia harus menuruti Juan lebih dulu, pikir Arin.
"Kak, aku harus pergi. Itu dipanggil Kak Juan, dadah!"
Gadis itu langsung bangkit dan ngacir menghampiri Juan.
Membuat Rama dan Dirga melongo tahu – tahu Juan datang dan membuat Arin menghampirinya semudah itu.
"Kenapa, Kak?"
"Tolong bantuin Dania sama Wendy beresin laptop. Acaranya udah selesai, lagi penutupan."
"Okey." Arin mengangguk patuh langsung masuk ke dalam.
Sebelumnya Arin sempat menoleh pada Dirga. "Isi bensinnya dianter Rama aja sana Kak! Dia baru beres mungut sampah tuh."
Selepas Arin masuk, Dirga dan Rama saling menatap, dengan Juan yang menggeleng tak paham dengan kedua lelaki itu yang terlalu frontal di depan Arin. Menyulitkan gadis itu saja. Juan mana bisa biarkan.
"Yang udah gak ada kerjaan, langsung beres – beres supaya bisa cepet selesai," titah Juan lalu kembali masuk Koperasi.
Hari ke 28 itu pun, ditutup dengan anak – anak bertigabelas yang pulang dengan tampang kusut ke Adipati. Mereka makan malam, lalu bersitirahat menyiapkan tenaga untuk hari ke 29.
.....
Hari ke 29, seperti biasa Juan sudah duduk di atas dipan mengawasi tungku yang menyala – nyala memakan kayu.
Sarung membungkus tubuh Juan menghangatkan dirinya dari dingin yang menyergap dusun tak pernah usai.
"Jam segini mandi, apa gak beku badan lo, No?" ujar Dirga dengan suara serak khas bangun tidur, terdengar dari arah dapur membuat Juan melongokan kepalanya ke dalam.
Tubuh Dirga mendekat ke arah Juan, ikut mendudukan diri di depan tungku api.
"Lo kalo keluar pake jaket, celana panjang atau paling enggak sarung. Di sini dinginnya gak main – main kalo pagi," nasehat Dirga.
"Gue niatnya mau pipis doang, eh malah ada Reno, hoaamm..." Dirga menguap, terlihat masih mengantuk sekali. Rambutnya terangkat masih sangat berantakan, dengan kaos berwarna kuning, serta kolor hitam selutut.
"Tumben jam segini bangun, Kak."
Suara cempreng datang dari arah dapur, Arin keluar membawa gelas kosong.
Dirga tersentak melihat Arin yang datang, dia teringat dengan penampilannya yang pasti acak – acakan, tapi kalau diingat lagi ini sudah hari ke – 29. Jadi Dirga pada akhirnya masa bodo.
"Ngapain, Rin?" tanya Juan.
"Mau bikin teh manis, aku pengen tidur lagi tapi gak bisa."
"Gak bisa tidur? Kenapa?" tanya Juan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [OPEN PO check IG allyoori]
General Fiction[B E R T I G A B E L A S] ▪︎selesai▪︎ • College but not about collegelife in campus • Semi-baku • Lokal AU 13 orang terpilih dari dua perguruan tinggi berbeda, untuk hidup bersama selama 47 hari kedepan dalam sebuah rumah yang terletak di dusun terp...