Selama 10 hari mereka di dusun, beberapa kebiasaan atau karakter satu sama lain mulai terlihat.
Seperti Juan dan Wendy yang selalu bangun paling subuh dan memasak air panas untuk mandi. Reno yang lebih suka mandi air dingin setelah berolahraga sekitar 1 jam lamanya di pagi hari. Hoshi yang jadi benci banget sama telur dan kemana – mana bareng Rendy.
Rama yang jarang bicara tapi selalu nurut kalau disuruh. Dirga yang galak, ngomongnya kaku dan susah diajak becanda, tapi gak rewel kalau soal makanan. Rendy anaknya jail, cerewet dan suka bercanda tapi mau disuruh kerja apa aja. Dania yang ceria dan rajin ternyata punya kelebihan gak takut ulet bulu atau serangga.
Joy yang paling rempong sama skin care, tapi gak pernah ngeluh meskipun kerja panas – panasan buat mungutin sampah. Kalla yang supel, akur dengan semua orang ternyata tidak suka minum air teh tawar. Lino yang baik dan senang membantu, terlihat ramah tapi sebenarnya tak banyak bicara.
Yerin yang perhatian sama semua orang meski dalam hal terkecil tapi sensitive kalau udah keringetan dikit, dan Arin yang nurut sama kakak – kakaknya, senang menelfon Ibunya tiap malam di bawah pohon rambutan di halaman kosong depan adipati.
Sedikit demi sedikit mereka mulai saling mengenal satu sama lain. Sedikit demi sedikit mereka mulai mengerti satu sama lain, meski waktu mereka mengenal barulah 10 hari.
"Kalau diliat, meskipun kita bertigabelas, tapi udah keliatan gak sih deketnya siapa sama siapa?" tanya Yerin pada Kalla. Mereka berdua siang itu tengah duduk lesehan di teras Adipati. Mau mulai proker tapi masih panas banget.
"Maksud lo?"
"Lo perhatiin aja Kall. Gue misal, lebih sering sama Joy. Lo seringnya sama Juan, terus Juan sering sama Wendy. Dirga selalu sama Reno. Rendy – Hoshi – Dania akur banget bertiga kemana – mana. Arin juga kadang sama gue, Rama sama Lino doang sih yang masih keliatan sendiri terus gak deket sama siapapun."
Kalla terlihat berpikir. "Iya sih. Tapi Reno kan emang bodyguard nya Dirga. Kemana – mana selalu diintilin."
"Ya sama kaya lo sama Juan."
"Gue sama Juan tuh karena kita satu jursan, satu BEM kita jadi deket. Kaya adek abang lah, dia senior gue di kampus. Wendy noh kan mantannya. Tapi Reno sama Dirga itu beda. Reno selalu ngikuti Dirga, tapi gue gak pernah liat Dirga balik ngikutin Reno."
"Iya juga ya Kall," sadar Yerin.
"Gue di BEM – U sama mereka juga gak pernah liat Dirga ngikutin Reno. Selalu Reno yang nurut dan ngikutin Dirga. Kaya bodyguard."
Pandangan Kalla yang menyusuri halaman adipati, mulai dari Reno yang diam di samping Rama, sampai berakhir pada Lino yang terlihat tengah bermain bola bersama anak – anak. Sementara Rama tengah duduk di kursi dekat pohon rambutan jauh di sana, dan memejamkan mata.
"Ngomong – ngomong, kalau diinget – inget, gue gak pernah loh, liat Rama sama Lino ngobrol."
Yerin jadi ikutan memperhatikan Lino dan Rama.
"Masa sih?"
Kalla menoleh pada Yerin, "Mereka kalau lagi diem auranya mirip gitu gak sih? Cuman Lino masih ramah mau senyum dan ngajak ngobrol yang lain. Tapi Rama selalu diam, dan jaraaaaaaang banget ngomong duluan ke orang lain."
Kalla dan Yerin saling berpandangan, mencoba bertelepati dengan pikiran mereka masing – masing.
"ANJIR! INI HARI PANAS BANGET!" keluh Rendy ramai, lalu rebahan di teras Adipati. Dania dan Hoshi mengikuti.
"Ariiin, bawain gue minum dongg!" pinta Hoshi, Arin yang tengah duduk di dalam dengan cepat membawakan satu teko air dan gelas untuk Hoshi, Dania dan Rendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [OPEN PO check IG allyoori]
General Fiction[B E R T I G A B E L A S] ▪︎selesai▪︎ • College but not about collegelife in campus • Semi-baku • Lokal AU 13 orang terpilih dari dua perguruan tinggi berbeda, untuk hidup bersama selama 47 hari kedepan dalam sebuah rumah yang terletak di dusun terp...