BRAKKK ..
"mana bisa gitu anjing?!" Ujar seorang gadis menahan amarahnya, ia memukul meja belajar didekatnya dengan keras,
"ini gak bisa dibiarin!" lanjutnya sambil berdiri dari tempatnya. Kakak nya yang melihat sang adik bersiap untuk pergi menahan tangan sang adik,
"dek please jangan kasih tau Ayah sama Bunda, gue takut kalo mereka nanti dateng ke sekolah yang ada Risa dan geng nya makin bully gue," ucap Ara memohon kepada adik nya,
Ara Almahera adalah gadis cantik yang duduk dibangku kelas 3 di SMA Cakrawala, ia kerap menjadi bahan bullyan teman perempuan seangkatannya, karna mereka iri pada Ara karna disetiap harinya Ara selalu mendapat perlakuan istimewa dari para lelaki disekolahnya.
"tapi kak mereka udah keterlaluan, mereka udah main fisik," ujar Aira, adik kembar Ara.
Aira Almahera adik kembar dari Ara, Aira berbanding terbalik dari Ara, Jika Ara gadis manis dan pendiam, maka Aira adalah gadis cantik yang bar bar. Aira sudah tidak bersekolah, gadis itu yang meminta, menurutnya sekolah hanya membuang buang waktu.
"gue udah cacat luar dalem, apa lagi yang bisa gue banggain?" ujar Ara putus asa,
"justru itu sebelum makin cacat kita harus segera ngobatin," Aira terus membujuk kakak nya untuk bicara kepada orangtua mereka tentang pembullyan ini,
"dek gue mohon, gue udah capek, jangan bikin gue tambah sakit, udah cukup gue capek" ujar Ara seraya menutup kedua matanya, dan berbaring ditempat tidur milik nya.
Aira memperhatikan wajah kakaknya yang semakin hari semakin pucat, badan nya semakin kurus, ia tidak tega melihat semua ini. Sambil memperhatikan wajah kakak nya ia memikirkan rencana apa yang harus ia lakukan pada Pembully kakak nya.
***
Pagi harinya semua orang tengah berkumpul dimeja makan, sang Bunda sedang menata piring dan sendok sendok,
"Bunda biar Ara bantu," ujar Ara sambil mengambil piring yang dipegang sang Bunda,
"loh sayang, kok kamu masih pake baju tidur?" tanya sang Bunda, ia mengelus rambut Ara pelan,
"Badan Ara gak enak banget Bun, Ara gak sekolah dulu gak apa apa kan?" sungguh hari ini kepala nya sedikit pusing, dan perut hingga dadanya terasa panas,
"yauda gapapa kamu duduk dulu ya Bunda siapin makanan buat kamu," ujar Bunda nya sambil membalikkan piring dan menaruh nasi goreng diatasnya,
Tidak lama setelah itu Ayah nya turun dengan mengenakan pakaian Formalnya, ia terheran melihat Ara yang duduk dimeja makan dengan mengenakan piyama tidur,
"loh kak, kok kamu gak pakai seragam?" tanya Ayah nya sambil menarik kursi yang kosong,
"Ara badan nya anget Yah, nanti Bunda ajak Ara untuk periksa ya?" Bunda meminta izin kepada sang Suami untuk membawa putri pertamanya ke rumah sakit,
"masa sih? Coba sini Ayah periksa," ujar Ayah sambil menaruh punggung tangan nya didahi Ara,
"yasudah nanti setelah periksa kamu langsung istirahat ya, jangan kemana mana." Ujar Ayah nya,
"iya Ayah," sahut Ara, ia melanjutkan makan nya yang sempat tertunda tadi,
hingga beberapa saat hening dan hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu,
"SELAMAT PAGI SEMUANYAAAAA .." Teriak Aira yang membuat semua orang terkejut, dan menoleh horror kepada sang pemilik suara,
Aira yang ditatap seperti itu hanya bisa nyengir dan menggaruk tungkuk nya, lalu setelah beberapa detik ia duduk disebelah bangku Ara dan mengambil nasi goreng itu sendiri,
"ini seragam siapa?" tanya Ara karna setaunya setelah lulus SMP Aira tidak pernah membeli baju seragam putih abu abu,
"ya seragam lo lah," jawab Aira disela makan nya,
"dek diabisin dulu makannya, baru ngobrol," tegur sang Ayah, karna melihat nasi yang keluar dari mulut Aira itu,
"i-iya yah, ini kak Ara sih!" ujar nya sambil melotot ke Ara,
"udah cepet abisin makan nya, abis itu berangkat bareng Ayah," ucap Bundanya sambil berjalan menaruh piring kosong diwastafel,
Mereka tidak lagi heran jika melihat Aira memakai seragam sekolah, karna memang mereka sudah tau jika Aira mengenakan seragam berarti ia akan menggantikan kakaknya untuk bersekolah, disekolah nya tidak ada yang tau jika ara memiliki kembaran.
-BERSAMBUNG-

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Teen FictionNiat awal ingin membantu kakak nya yang menjadi bahan bullying mempertemukan Aira dengan Raka, cowok manis dengan tubuh yang amat tinggi. mampukah Aira menyelesaikan tugasnya? atau malah membuatnya terjebak cinta Raka?