Saat dalam perjalanan menuju ke sekolah, Aira hanya diam memandangi jalanan, ia terus saja memikirkan kakak nya, apa ia harus bilang kepada orang tuanya atau memendam nya sendiri. Ia tidak tega melihat kakak nya yang setiap pulang sekolah selalu mengenakan baju bebas. Aira tau itu karna setiap pulang sekolah selalu ia yang menjemput sang kakak.
Saat sampai dirumah kakaknya itu langsung masuk kamar dan mencuci besih pakaian nya, ntah itu yang disiram Kecap, air es, Bahkan jus. Pernah sekali Aira menemukan rok kakak nya yang sudah koyak ditong sampah, namun Aira hanya diam seolah olah ia tidak tau.
"Airaa .." panggil Ayah nya,
"Sayang .." panggil Ayah nya sekali lagi
Aira terkejut karna sang Ayah memanggilnya dengan sedikit keras,
"kamu mikirin apa?" Ayah nya bertanya karna sedari keluar dari rumah Ayah nya terus mengajaknya bicara namun anak ini tidak menyahut apa lagi sampai menoleh,
"ng-ngga ada ko Ayah," jawab Aira gugup, ia seperti maling yang tertangkap basah sedang mencuri,
"dek jangan bohong sama Ayah, kamu kenapa?" tanya Ayah nya mengulang pertanyaan tersebut,
"ngga Yah, Aira gapapa," Aira menatap Ayah nya sambil tersenyum,
Saat sudah sampai digerbang sekolah Aira langsung pamit dan melambaikan tangan kepada Ayahnya, ia menyusuri lorong sekolah dengan santai, banyak siswa yang menyapa nya, mengajak nya bicara, bahkan ada yang sengaja menabrak Aira hanya untuk membuat Aira menatapnya, anggaplah mereka semua Caper.
Hingga didepan pintu yang ditutup rapat ia berhenti, Aira menatap pintu itu dengan tajam sambil menghela nafas panjang, dengan pelan ia membuka pintu itu dan seisi kelas langsung menatapnya,
Aira tidak perduli dan langsung berjalan ke kursi nya, ia memperhatikan meja kakaknya yang penuh dengan coretan, ada kata kotor, dan gambar tidak senonoh disana. Ia merasa sesak melihat kakak nya diperlakukan tidak seperti manusia.
Baru saja duduk beberapa detik kepala Aira dipukul dengan buku, Aira yang kaget langsung berdiri dan menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang memukul kepalanya,
"wohhh .. udah berani rupanya ya?" ujar seorang gadis yang tadi memukul kepala Aira,
Aira hanya memperhatikan gadis itu, Aira yakin ia adalah temen sekelas dari kakaknya, Aira asing dengan orang orang disini, karna terakhir ia datang ke sekolah sebagai Ara itu waktu kelas 2,
"gue gak pernah takut," ujar Aira tenang, ia masih memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah, gadis itu seperti tidak terurus, baju putih nya sudah menguning, rok nya yang pendek diatas lutut, dan ketat, rambutnya yang dipirang, dengan kalung dilehernya yang sangat ketat,
Gadis itu maju beberapa langkah, hingga dihadapan Aira, gadis itu langsung menarik rambut Aira dengan kuat, Aira merasa sudah tidak kuat pun memukul perut gadis itu dan langsung tersungkur memegangi perutnya,
Aira berlari keluar kelas, ia tidak menangis, ia tidak tau harus kemana, disini semua nya asing, ia tidak mengenal siapapun disini, akhirnya ia memutuskan untuk ke taman dibelakang sekolah.
***
Aira duduk sendiri sambil terus mengelus kulit kepalanya, kepala nya terasa sangat sakit, gadis itu benar benar sangat keterlaluan. Aira terdiam sambil memikirkan bagaimana membalas gadis itu, ia juga tidak ingin jika kakak nya menjadi korban selanjutnya.
"kok disini? Udah bel loh dari tadi," ujar seorang cowok menghampiri Aira dan duduk disebelahnya, Aira bingung harus merespon bagaimana, karna kakak nya itu tidak pernah menceritakan kalo dirinya sedang dekat dengan laki laki disekolahnya,
"eh i-iya sebentar lagi," ujar Aira gugup, sebenarnya cowok ini tidak tampan, namun manis, sangat manis hingga Aira ingin sekali menjilat wajahnya itu, canda jilat ..
"gue Raka, gue dari IPA 3, gue anak baru disini, baru 2 hari pindah" ujar laki laki itu sambil tersenyum tipis, pemuda itu menjulurkan tangan nya, tapi tak kunjung direspon ia menarik kembali tangan nya,
oh jadi anak baru toh, batin Aira.
"lo gak mau ngenalin diri lo?" tanya Raka sebenarnya ia sangat penasaran pada gadis ini, kenapa ia begitu cantik. Aira memperhatikan Wajah Raka, sungguh ia sangat menyukai lekukan wajah Raka saat tersenyum.
saat sadar Aira langsung membuang muka ke samping, ia tidak ingin misi nya gagal kali ini.Aira berdiri dari tempatnya, baru saja ia berbalik tangan nya ditahan oleh lelaki itu,
"kenapa pergi?" tanya Raka, ntah hanya perasaan saja, Aira merasa Raka bebicara seperti itu dari dalam hati,
"kan tadi lo bilang udah bel, gue mau masuk kelas," jawab Aira ketus, tapi malah terlihat lucu dimata Raka,
Raka terkekeh dan mengusap kepala nya Aira pelan,
"gue anter ke kelas," putus Raka sambil menarik tangan Aira,
"eh Raka apaansi!" ujar Aira sambil manarik tangan nya tapi sia sia, "Raka lepas gak!" kali ini Aira memukul tangan Raka tapi pemuda itu tidak menghentikan langkahnya, Aira yang sudah lelah hanya ikut saja saat Raka terus menarik tangan nya.
-BERSAMBUNG-

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Dla nastolatkówNiat awal ingin membantu kakak nya yang menjadi bahan bullying mempertemukan Aira dengan Raka, cowok manis dengan tubuh yang amat tinggi. mampukah Aira menyelesaikan tugasnya? atau malah membuatnya terjebak cinta Raka?