Raka terus saja menarik tangan Aira, sudah berkali kali ia melewati taman belakang sekolah tapi tak kunjung sampai kelas Aira,
"kelas lo dimana sih? Kok gak sampe sampe?" Raka masih terus berjalan sambil menarik tangan Aira. Aira hanya menatap jengah tingkah Raka, Aira menghentikan langkah nya membuat Raka juga ikut berhenti,
"kenapa berhenti? Ayo jalan lagi kan belum sampe kelas lo," Raka kembali menarik tangan Aira, tapi Aira masih bergeming ditempatnya,
"emang lo tau kelas gue?" tanya Aira sambil menunjukan wajah datar, "ya nggak mangkanya dari tadi kita Cuma muter muter aja," ujar Raka santay, Aira yang melihat itu langsung melepas genggaman Raka, dan pergi tanpa mengucapkan satu kata pun.
Raka yang melihat punggung Aira mulai menjauh dengan cepat mengejar gadis itu, hingga ia berhenti didepan kelas,
"ini kelas lo?" tanya Raka, sambil memperhatikan papan kelas yang ada diatas pintu, Aira hanya bergumam, Aira berbalik dan menatap Raka dalam,
"udah sana balik ke kelas, udah sampe juga kan dikelas gue," usir Aira, jujur sebenar nya ia nyaman berada di dekat Raka, tapi ia juga tidak bisa berlama lama dengan cowok itu,
Raka tersenyum tipis, "nanti ke kantin sama gue ya," lalu pergi meninggalkan Aira, Aira memandang punggung Raka lamat lamat.
Aira berbalik dan masuk ke dalam kelas dan lagi lagi ia menjadi pusat perhatian wanita dikelas nya, padahal tatapan para laki laki dikelas nya seperti memuja Aira,
Saat Aira duduk dibangkunya ia kembali dikejutkan dengan kedatangan geng Risa, Geng yang selalu membully kakaknya.
"gue denger lo mukul temen gue, betul Ara?" Risa duduk meja Aira, sambil memainkan rambut Aira. Aira hanya diam menunduk, bukan takut ia hanya ingin melihat sehebat apa Risa dalam membully orang.
"JAWAB BRENGSEK!!" ini bukan suara Risa, melainkan suara Gadis yang tadi Aira pukul perutnya, Gadis sudah sangat kesal dengan Aira, ia memukul lagi kepala Aira,
Cukup, sudah cukup, kesabaran Aira habis, Aira bangun dan langsung berbalik menghadap Gadis. Risa yang melihat itu menyeringai tipis, baru ini Risa melihat Ara berani melawan,
Aira menatap Gadis tajam, ia langsung menyerang Gadis secara brutal, Aira menonjok pipi kiri gadis, menendang perut nya, dan terakhir ia mendorong kepala Gadis hingga mengenai tembok,
Teman teman Risa yang lain langsung memegangi tangan Aira, hingga Aira tidak lagi bisa menyerang Gadis. Aira langsung dihadapkan ke Risa dan langsung mendapatkan tamparan yang cukup keras hingga membuat sudut bibir Aira robek.
Teman dikeals nya tidak ada yang berniat membantu Aira, bahkan melihat Aira disiksa adalah kesenangan bagi mereka, mereka semua gila.
Setelah melakukan itu Aira dilepas dan ditinggalkan sendiri didekat bangkunya, ia memegangi sudut bibirnya yang terasa sangat nyeri.
***
TRINGGGG ..
Bel istirahat berbunyi dengan lantang, semua murid berhamburan keluar kelas, setelah beberapa jam mereka dihadapkan oleh mata pelajaran yang cukup membuat otak mereka berpikir keras, akhirnya mereka bisa sebentar mengistirahatkan otak mereka.
Berbeda dengan Aira yang masih berada ditempat duduk nya, ia masih memikirkan alasan apa yang akan ia pakai saat nanti ditanya kakaknya kenapa sudut bibirnya bisa bengkak,
"HEI .." Aira mendengar suara itu tapi ia tidak melihat siapapun dikelas ini,
"Halo," panggil nya lagi, saat Aira melihat kearah pintu, ada kepala yang nongol sedikit dan itu cukup membuat Aira menjerit kaget, Aira menutup matanya dengan kedua tangan dan terus merapalkan doa doa yang ia bisa,
"hei ini gue Raka," ujar Raka sambil berlari ke meja Aira,
"RAKAA! Lo tuh kebiasaan banget sih kalo dateng suka ngegetin," Ujar Aira sambil memukul pelan bahu Raka,
"hehe maaf ya," ujar Raka cengengesan, "oh ya ke kantin yuk, gue traktir," lanjut pemuda itu sambil menaik turunkan alisnya,
"Nggak ah gue bakal bekal," ujar Aira sambil mengeluarkan kotak makan siang nya, "yauda makan nya dikantin aja sama gue gimana?" tawar Raka terus membujuk Aira,
"hm, oke deh, tp lo tetep jajanin gue kan?" ujar Aira pasal nya ia lupa membawa botol minum padahal ia sudah menyiapkan nya diatas meja makan tadi,
"anything for you, Baby" kata Raka sambil memasang raut yang membuat Aira seketika mual melihatnya,
Mereka berjalan berdampingan ke kantin, Aira tidak lagi heran jika sepanjang jalan ia diperhatikan oleh orang, namun Raka yang melihat nya sangat risih, terlebih yang memperhatikan nya adalah laki laki.
"eh mereka itu ngeliatin gue apa ngelatin lo sih?" tanya Raka yang hampir berbisik, muncul ide diotak Aira untuk mengerjai Raka,
"ya ngeliatin lo lah, kan lo cantik, jadi mungkin mereka suka," ujar Aira sambil menahan tawa nya melihat muka Raka yang memerah menahan malu,
"lo jangan gitu, masa iya buaya demen nya ama buaya," ujar Raka masih berbisik tapi mata nya terus saja memperhatikan orang orang disekitarnya,
"gak percaya banget sih? Liat aja nanti dikantin pasti lo makin jadi pusat perhatian," Aira berbicara seperti itu karna ia yakin jika dikantin nanti ia akan semakin menjadi pusat perhatian, terlebih ia datang dengan seorang cowok,
Raka tidak menyahut ia masih saja memikirkan nasib nya nanti dikantin, bagaimana jika yang dikatakan gadis itu adalah benar? Tamat sudah riwayat nya disukai oleh laki laki.
-BERSAMBUNG-
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Roman pour AdolescentsNiat awal ingin membantu kakak nya yang menjadi bahan bullying mempertemukan Aira dengan Raka, cowok manis dengan tubuh yang amat tinggi. mampukah Aira menyelesaikan tugasnya? atau malah membuatnya terjebak cinta Raka?