Jangan sampai aku engga lolos. Kalo diriku gagal, mau sekolah kemana lagi ini hayati!
Aku harus masuk pokoknya 3x, seru Andika dalam hati secara berulang.
Andika baru tiba di parkiran motor sekolah, sambil menempatkan posisi sepeda, ia turun, lalu mencoba membenahi seragam SMP-nya, agar telihat lebih rapi.
Maklum perjalanan dari rumah lumayan jauh. Ia harus menempuh 1 jam ke sekolah dengan mengendarai sepeda ontel miliknya. Lalu Andika berjalan dan melangkahkan kaki perlahan menuju koridor sekolah yang ada dihadapan matanya.
Di tengah perjalanan ....
"DIKAAA ...." Teriakk Elni.
"Eitss" Dika mendongakkan kepalanya ke atas. Secercah suara telah memanggilnya.
"Dika, ayoo buruan sini" Ayunan tangan Elni seolah mendayung dari depan ke belakang sangat cepat.
"Kamu udah kutunggu dari tadi dik," Nampak Elni sedang berdiri jauh di depan mata yang menunggu.
Dika akhirnya mempercepat langkah mendekati Elni.
"Iya Elni, sebentar"
"Ini udah cepet kok kakiku"
"Sabar ya, aku bakal samperin kamu," Andika grusuh sendiri dengan nada sepatunya.
Kini Dika sudah tiba di hadapan Elni, Elni lekas menggapai tangan kanan Andika. Setelah itu, ditariknya ke arah tempat duduk di pelataran koridor.
"Ayo duduk Diik"
"Kita duduk sini aja dulu ya" Ujar Elni yang mulai mengajak bicara sahabatnya itu.
Andika melegakan nafas sejenak. "Huhhhhhhh ..."
Matanya melirik ke kanan ... setelah itu ke arah kiri. Bak orang ling-lung sepanjangan.
Terlintas dalam otaknya entah di mana letak papan pengumuman itu berada.
"Sabar Dik" tegas Elni yang mengalihkan pandangan Dika. Seketika sedang bingung mencari seseuatu.
"Ini udah udah sabar ko El" menepuk kedua pahanya.
"Lo udah lama nunggu di sini," tanya Andika sembari menenangkan pikiran yang cukup rumit.
"Iya udah lama Dik" jawab Elni.
"Bahkan gua, udah standbay jam 7 dari rumah," Elni meyakinkan dririnya secara tenang.
"Hmmm, ya udah kita tunggu aja El," balasnya.tuk memulai meredupkan obrolan.
***
3o menit sudah berlalu.
"Kira-kira toilet di mana ya Dik," Elni menoleh sebelah mata, lalu kepalanya memutar sudut pandangannya. Ia langsung bediri menatap arah tangan kanannya,
Muncul perasaan tanda tanya karna tak menemukan tulisan toilet.
"Emm kayaknya di sana deh El" Dika mengacungkan tangan ke pojok 180 derajat dari badan Elni yang bersebrangan arah denganya.
"Coba kamu jalan aja arah sebrang sana."
"Yang bener kamu Dik, jauh banget kayaknya.
"Ya coba aja El, kayakanya iya deh, Ituuu" mulut Andika maju spontan tepat searah sebuah bangunan.
"Kalo di lihat dari bentuk bangunannya," perjelas Andika sambil menujuk kearah bangunan di sudut sekolah.
"Ya udah gua ke sana dulu Dik,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasi E-SMA
RomanceKamu akan menyaksikan Ini adalah kisah remaja anak sekolahan. Bukan cerita good Boy yang rela ngeluarin mobil mewah atau motor Ninja buat jemput pacarnya. Bukan juga cerita good Girl, yang diberi hadiah oleh kekasihnya kado ultah semegah Sultan Amba...