Chapter 30

5.1K 269 71
                                    

Taeri terbelalak ketika melihat Bambam sudah kembali ke sekolah. Ia langsung berlari sambil menangis menghampiri sahabatnya itu. Rindunya akan tuntas hari ini.

"Hiks... Lo kemana aja selama ini?" Tangisannya pecah terlebih melihat wajah Bambam yang terlihat lebih tirus dari biasanya.

Bambam tertawa kecil, hatinya menghangat ketika tahu bahwa gadis itu begitu mengkhawatirkannya.
"Maafin gue ya, kondisi gue ga memungkinkan untuk keluar rumah."

"Kata Jaemin lo kabur karna hamilin anak orang ya?"

"Tae, gue bukan lelaki jabingan."

"Jabingan?" Beo Taeri.

"Gue gabisa ngomong kasar, jadi lidah gue ga fasih nyebut bajingan."

"Tapi.."

"Sstt.. Jangan sedih lagi, gue ga masuk karna sakit cukup parah belakangan ini, bukan karna hamilin anak orang kok. Gue bisa dilempar pasir satu karung sama abang gue kalo sampe hamilin anak orang."

"Apa lo kena penyakit mematikan, Bam? Gue.. gue gabisa.. Plis Bam, gue gamau kehilangan lo" lagi, airmata itu turun makin deras.

"Itu dulu. Tapi gue udah sembuh, kok." Bambam sengaja tak menyebutkan nama Taehyung sebagai penyelamatnya, karena Taehyung sendiri memintanya untuk merahasiakan ini dari adiknya.

"Bam, kalo lo kenapa-napa plis cerita sama gue hiks.. Semenjak lo gaada gue gatau harus minjem pulpen sama siapa lagi sampe gue rela piket pagi tiap hari buat nyari pulpen."

"Mental lo masih miskin aja ternyata," ucap Bambam dengan pancaran mata yang terlihat begitu jujur.

Taeri terharu. Mereka berpelukan, saling menangis dan berjanji akan lebih terbuka satu dengan lainnya.

Dengan wajah sumringah, Jungkook melangkah ke kelasnya. Disana ada Mingyu duduk di bangku belakang sambil mencatat materi kuliah di sebuah kertas kecil yang akan dikantonginya nanti saat ujian.

"Rajin amat," sapa Jungkook seraya duduk disamping Mingyu.

Mingyu menghentikan kegiatannya, "Iya nih, gue lagi ambis bikin contekan."

"Abis nulis pasti lo capek. Biasanya kalo capek bawaannya laper, Ming. Enaknya sih makan nasgor pagi-pagi gini. Tapi, nasgornya masih belum enak kalo gapake tupperware yang gue jual," ucap Jungkook sambil mengeluarkan katalog Tupperware dari tasnya.

"Strategi marketing lo bagus, tapi sorry gue lebih suka makanan yang dibungkus daun pisang."

"Cakep juga taktik pemasaran lo, tapi tupperware lo gaada apa-apanya kalo ga diisi sama lele goreng gue." Itu Mark, datang dengan membawa dua bungkusan plastik hitam berisikan lele goreng andalannya.

"Ming.. Lo kenapa, Ming?" Jungkook dan Mark panik ketika melihat Mingyu bergetar hebat dan tampak ketakutan melihat isi bungkusan itu.

Brukkk

"Mingyu lo kenapa!?"

Beberapa teman sekelas menggotong Mingyu ke pusat kesehatan mahasiswa.

"Buset Kiming berat banget," keluh Mark.

"Hush, lo ga boleh ngomong gitu sama orang yang lagi kesusahan. Tapi emang iya sih, terlalu lama jadi beban keluarga mungkin makanya kerasa berat banget," sambung Jungkook.

Butuh waktu dua jam hingga akhirnya Mingyu pulih kembali, ketika sadar ia melihat Jungkook sedang mengupas pisang disampingnya.

"Nih, makan."

"Pengen apel."

"Mahal."

Biar bagaimanapun Mingyu harus kembali mengisi tenaganya, maka ia mengambil pisang yang telah dikupas itu dan memakannya dengan lahap sambil menggaruk rambutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boys Love (Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang