prolog

32 0 0
                                    

"Kai, andai kamu ada disini buat ngelukis bareng aku, kayak biasanya ... " gumamku.

"Andai aku bisa muter waktu ... "

"Harusnya waktu itu aku langsung bilang ke kamu, dan halangin kamu, tapi aku malah ... "

Aku duduk di bangku taman dengan pandangan kosong, memegang kuas lukis dan sebuah kanvas yang masih bersih tanpa goresan cat setitik pun.

Aku sama sekali tidak bisa fokus kali ini, karena mengingat hal-hal bodoh yang kulakukan dulu, hal yang sangat aku sesali.

Aku memasukkan kembali alat-alat lukis ku ke dalam totebag, memejamkan mata sejenak sambil bersandar untuk menenangkan pikiranku.

Alih-alih menenangkan pikiran, aku malah semakin memikirkannya. Aku mengusak rambut karena frustasi.

Faresta Kaivan, laki-laki yang selalu memenuhi pikiranku, ialah sosok yang selalu aku rindukan.

Kai itu sosok teman yang aku idam-idamkan selama ini, meski baru mengenal sebentar, tetapi ia sangat mengerti diriku. Dia juga selalu mendengarkan setiap aku bercerita, sambil melukis.

Dia sangat baik.

Selain itu...

Dia juga,

Tampan.

Sangat tampan.

Dulu setiap bertemu, dia juga berbaik hati mengajariku melukis, bahkan ia juga sering membantuku menjelaskan materi yang belum kupahami, hehe.

Kami sering menghabiskan waktu bersama, 30 hari, di taman kota. Sampai akhirnya dia...


Apa kamu mau dengar kisah kecil kami?

Yah... aku harap ini tidak membosankan untuk didengar..

My 30 Days FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang