14 | 7

1.6K 304 0
                                    

BRAKK

Jungwoo menggebrak meja di depannya emosi. Membuat semua mata tertuju padanya.

"Emang harusnya dari awal kita diem diem ngasih bocoran!" Serunya frustasi.

"Lo tahu sendiri James, ini perintah langsung dari atas, kita gamau ambil resiko" sahut Joy cepat.

"Kenapa lo marah? Masih ada 7 disana" Ujar winwin menatap sekilas jungwoo kemudian kembali menatap layar cctv.

"Dari pesan itu tertulis kalo kita mau ke level 5, 00 line harus selamat semua" Celetuk Tyler mengusap wajahnya kasar.

"Ya walaupun beku, mereka bakal balik lagi kan?" Tanya Yeri tersenyum kikuk.

"Na, lo lupa? Kalo lo kena pistol es itu, kita gabakal cair sampe misi selanjutnya" balas Hendery mengingatkan.

"Aa, gue baru inget" ucap Yeri menepuk dahinya.

"Sampe kapan kita nunggu" ujar lucas sambil melipat kedua tangannya di atas meja dan membenamkan kepalanya disana.

"It's okay guys, gue yakin mereka udah mulai kebiasa sama sistem ini, gue juga berani taruhan kalo mereka ber tujuh bakal selamat"

***

Hosh.. Hosh

Jaemin dan Karina berhenti sejenak setelah berlari dari gedung 1. Jeno dan yang lain ada di gedung 3 lantai 4. Dia butuh tenaga ekstra.

"Kay, lo Masi kuat? Atau mau gue gendong?" Tanya Jaemin tidak tega melihat wajah Karina yang mulai pucat.

"Nathan, gue gakuat, gue pengen pulang" Jawab Karina pelan.

Jaemin dan Karina, mereka dekat dari kecil. Orang tuanya berniat menjodohkan mereka. Tapi itu masih wacana sampai sekarang karena orang tua Karina meninggal dunia. Kecelakaan pesawat, itu penyebabnya.

Sejak saat itu, orang tua Jaemin akhirnya memutuskan untuk mengurus Karina dan mengajak untuk tinggal bersama. Entah kenapa, Karina menolak tawaran itu, dan kukuh untuk tidak pergi dari rumahnya.

Hanya itu peninggalan orang tuanya. Meskipun Karina lebih tua 5 bulan dari Jaemin, bagi Jaemin Karina adalah adiknya sendiri.

"Ini timnya si Will mana si, gue capek ya ngintai mulu, eh ser, gantian dong" pinta Haechan jengkel.

"Dih ogah, passion gue bukan ngintai ngejek gue ya lu?!" Ujar Shotaro masih dengan mata sipitnya, dan Haechan terkekeh pelan.

"Ren! Kerja dong!" Seru Haechan sedikit teriak.

Plak

Jeno memukul punggung Haechan karena suaranya yang menggelegar.

"Jangan keras keras, oh no, hen robot kesini! sembunyi!"

Secepat kilat mereka bersembunyi di balik alat yang biasa dipakai saat ekstra tari. Untungnya ada banyak speaker tinggi disana.

Dug

Dug

Dug

Pyarr

Robot itu menghancurkan kaca di ruangan tari. Untung keadaan masih hening setelah kaca dipecahkan. Melihat ke kanan dan kiri tanpa mengecek lalu kembali pergi.

𝐊𝐀𝐒𝐓𝐀 | 𝟎𝟎 𝐋𝐈𝐍𝐄✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang