Chapter 4

278 38 2
                                    

Co-translator DinonyAl 🦚🍕

Hari ini ibu menyuruhku menutup tutup toko selama 2 hari karena ayah kembali dan membuat janji dengan temannya. Jadi malam ini, ibuku pergi ke dapur untuk memamerkan keterampilan memasaknya. Meninggalkan aku dan ayah untuk tidur dengan bayi baru ibu di ruang tamu.
Anak lain masuk ke rumah. Kemarin ayah ku kembali dari pergi keluar dan memikirkannya. Sejak hari sudah lebih dari 2 minggu aku membawa ai-oon pulang dari klinik. Gejalanyapun sudah berangsur membaik. Itu juga bergaul dengan orang-orang di rumah. Apalagi dengan ibuku, dia bahkan menawarkan untuk memberikannya dokter pribadi. Aku bahkan menelepon ayah untuk membeli beberapa perlengkapan anjing untuk tambahan.(note: Ayah bilang begitu. Tapi nyatanya dia memintanya dari ibu...) Begitu dia sampai di rumah, semua persediaan anak anjing dikirim. Ada mainan, kasur baru, tapi Ai-oon tidak peduli. Itu hanya sampai pada kotak di mana semua hal itu datang ... Serius, ini anjing atau kucing yang bermain dengan kotak?
Adapun Khong Tong dan MooYong, itu cocok dengan Ai-oon lebih baik dari yang diharapkan. Sekarang mengikuti Ai-oon seperti pengawal. Seluruh rumah bertemu kecuali Phi Film, yang belum pernah bertemu dengannya.
"Hei anak anjing, ibu bilang kamu dicampakkan oleh seseorang." Aku berbaring di tengah ruangan, duduk di depan ayahku, yang menyenggolku dengan kaki depannya yang hangat.

"Tidak apa-apa, Ayah. Itu bukan orang. Ngomong-ngomong, ayah, apakah gadis utara sangat cantik?" Aku bertanya balik pada ayahku. Aku bisa mengatasinya. Hanya dengan anjing nakal ini aku tidak punya waktu untuk berpikir.
"Oi, apaan, gadis di atas apa? Ayah hanya memiliki ibu."

"Dan gambar itu----"
"Diam Fun!" Ayah segera menutup mulutku dengan cakar anjing. "Berapa banyak yang ingin kamu tutupi mulutmu" haha, itu berarti ayahku pergi untuk menguntit seorang gadis nyata, itu sebabnya dia memberimu lelucon.
Aku meraih kaki depan ajing itu. sebelum bangun dan duduk di depan ayah yang baik.
"Ayah berikan aku lensa kamera baru."
"Di lemari ada, memangnya kamu mau pergi kemana?"
".... Ibu"
"Ada apa, Nak?" Ibu kembali berteriak. membuat ayahku memutar matanya ke arahku.
"Tidak, ibu. Fun hanya lapar. apa ibu sudah selesai memasak?" teriakku balik. Aku mendengar ibuku mengatakan sesuatu kembali. Sang ayah mendesah keras.
"Oke, ambil apa pun yang kamu mau. Tapi kamu harus tutup mulut." Ayahku menatapku sambil tersenyum. Tangannya membuka dompetnya dan mengeluarkan kartu ATM untukku.
"Terima kasih, ayah Korn." Dia melambaikan tangannya kepada ayah yang cantik itu. Bergulat seperti ini, ayahku. Haha.
"Ayah, Fun. ibu sudah siap. Ibu akan menyiapkan nasi dulu." Tiba-tiba Ibu masuk ke kamar. Membawa kehangatan pangkuan ayahnya. Ayah ku kaget.

Smell, Color and Doctor GownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang